Aplikasi Pinjaman Online Mulai Marak ! Waspadai Data Anda….

  • Whatsapp

Palu,- Masih lesunya ekonomi dampak pandemi dan tambahan beban pasca bencana alam gempa, tsunami dan likuifaksi membuat semua sendi – sendi ketahanan ekonomi masyarakat keropos. Beberapa pegiat ekonomi rumahan skala mikro, kecil, dan menengah mulai melirik sejumlah peluang pinjaman berbasis online.

Alasannya mudah, tidak ribet dan cukup menjanjikan karena beberapa promonya menawarkan kemudahan dan pencairan dengan durasi waktu ada yang sehari cair, tiga jam cair dan seterusnya. Kemudahan lainnya adalah pinjaman online tidak meminta syarat sebagaimana pinjaman ofline konvensional. Mulai BI cheking, rekening koran dan data keluarga lainnya. ‘’Kita percaya ada logo OJK dan aplikasinya resmi mudah di downlod di App store atau lainnya,’’ ujar Hasni (25) pegiat usaha kuliner yang kini masih menyandang status penyintas Palu.

Hasni adalah korban tsunami di pantai Talise 28 September 2018 silam. Bukan saja usaha jagung bakar di tepian pantai itu lenyap. Tapi Ayah dan ibunya juga menjadi korban dan hingga kini belum ditemukan jasadnya. Hasni adalah potret warga Pasigala yang mengalami kesulitan ekonomi pasca bencana dan timpaan masa pandemi. Ia kini hanya jualan es campur di trotoar jalan sekitar Besusu Timur. Ia mengaku butuh modal. Hasni – hasni lainnya mungkin masih banyak bertaburan di Kota Palu.

Lacakan kailipost.com di sejumlah aplikasi pinjaman online di fitur kolom komentar banyak keluhan – keluhan warga yang merasa namanya, datanya, tak pernah mengajukan di banyak aplikasi pinjaman online, hingga sampai mengancam akan melaporkan ke pihak berwajib atas ulah aplikasi pinjaman online yang meresahkan itu.

‘’Saya tak pernah mengajukan pinjaman di aplikasi Uang B** kok kenapa saya di sms bahwa pengajian saya diterima sejumlah tiga juta. Tolong batalkan, saya tidak bertanggung jawab dan akan melaporkan ke pihak berwajib,’’ tulis warga di ulasan pengguna google play aplikasi pinjaman online dengan nama Uang Besar.

Maraknya pinjaman online ini sebaiknya memperoleh perhatian pemerintah khususnya OJK RI. Karena yang menjadi korban dominan adalah warga yang dengan tingkat ekonomi lemah, usaha mikro dan kecil yang butuh asupan modal apa adanya. ***

reportase : yohanes clemens

Berita terkait