Cudy, Old Man But New Mind (Buat Iri Pemimpin Muda)

  • Whatsapp
Gubernur Rusdy Mastura (dok rohani mastura)

Oleh : andono wibisono (praktisi media)

RUSDY Mastura mulai ada indikasi positif menepati janjinya. Usai dilantik tak butuh sepekan, langsung gass full soal hal – hal strategis. Ada empat hal strategis sebagai dirijen birokrasi ia ingatkan jajarannya. ‘’Ikuti dirijen saya. Empat hal strategis segera jabarkan. On the track. Tidak tau tanya. Tidak bisa? bicara biar dicarikan yang bisa,’’ ujar gubernur mengawali perbincangan santai dengan saya via daring dari Jakarta pagi ini.

Tulisan ini fokus pada upaya strategis utama yaitu penyelesaian pasca bencana 2018 lalu. Gubernur estafet mengundang dua bupati dan wali kota. Ia minta sharing apa problem hingga terlunta – lunta penanganan penyintas ini. ‘’Saya tidak mau menari atau cari popularitas di atas air mata Pasigala. Saya mau cepat apa masalah? Petakan. Ada uang berikan. Tidak ada lahan bagaimana caranya? Kalau bisa dibeli dieksekusi. Pemimpin tidak boleh ragu. Saya ingin mengajak bupati dan wali kota bersama selesaikan ini soal pasca bencana begitu,’’ terangnya sambil menambahkan karena ia sejak awal sudah didemo para pengunsi dengan segala macam keluhan.

gubernur bersama bupati Sigi Irwan Lapata (dok: rohani mastura)

Kasus penyintas misalnya, kata Cudy penyintas Petobo. Apa masalahnya? Saya tanya Wali Kota Hadianto. ‘’Insya Allah Pemprov akan bantu soal lahan. Tidak usah lama. Saya juga di Jakarta akan bertemu Presiden. Minta agar penyelesaian pasca bencana ini kembali provinsi yang atur kalau bisa biar saya mudah memantau mengawasi kan begitu,’’ terang gubernur.

Donggala soal apa? Saya katakan dimana masalahnya? Segera petakan dan eksekusi. Koordinasi dengan Muspida apa susahnya. Begitu juga di Sigi. Saya sudah menerima Bupati Irwan Lapata. ‘’Pokoknya sama – sama kita selesaikan jangan lama. Perbaiki data. Validasi dan paparkan. Ini data yang berubah – ubah bikin lama. Kan sudah canggih tehnologi dan digital. Kenapa mesti tidak selesai – selesai data? Saya mau Desember 2021 selesai penanganan pengungsi di Pasigala. Saya siap pasang dada ke Jakarta kendati keliling ke departemen – departemen cari anggaran. Kenapa? Ini rakyat saya bukan begitu,’’ ujar Gubernur berapi – api.

Itulah sekelumit daring dengan orang nomor satu Sulteng baru sepekan dilantik. Kini ia ke Jakarta, bukan mau santai – santai usai dilantik. Dengan usia yang 70-an semangatnya sangat besar untuk Sulteng. Ini yang disebut di dunia kebangkitan Old Young Success Corporation saat ini. Di Eropa dan Amerika saat ini ada gejala perusahaan perusahaan terkenal sukses dikelola para orang tua yang masih produktif. Apa resepnya? Salah satunya karena sudah mapan, teruji masalah tapi masih produktif di usia tua.

Saat menulis ini akhirnya saya menemukan bold dari wawancara singkat. Asli Old Man But New Mind beliau ini. Di usia 70-an tapi pikiran pikiran baru dan menjangkau ke masa depan begitu terasa. Betapa tidak, omong kosong bisa Maju Sulawesi Tengah bila ‘stempel penyintas’ masih menjadi pemandangan sehari – hari. Cerita ngibul bicara sukses kalau kita masih membuka kaca mobil banyak pengungsi teriak stimulan dan Huntap. Kira – kira demikian jangkauan nalar gubernur. Olehnya, ia memberesi semua problem penyintas agar dapat take off sempurna menuju startegi kedua yaitu kebijakan kenaikan fiskal daerah sehingga berimplikasi pada kemampuan anggaran memperbaiki infrastruktur hingga mengiurkan invetasi ke Sulteng. ‘’Sederhana kan kalau dirancang dari cara berfikir sederhana. Kenapa mau berfikir saja takut, bagaimana mau maju bukan begitu Cak?,’’ ujarnya dengan tawa khasnya menyapa.

Luar biasa. Benar benar New Mind komiu tuaka. Selamat bekerja. Sehat selalu. Jangan lupa joging biar hanya 10 menit. Ingat ! Sulteng sangat butuh gaya cepat, tanggap dan cekatan pemimpin. Tak takut nanti tak populer. Tak takut dengan segala trauma pejabat kebanyakan. ***

Berita terkait