SEHARI setelah dilantik Gubernur Rusdi Mastura langsung gass poll. Langsung menemui Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) yang dikenal menteri dalam circle kuat istana dengan baju pelantikan ditemani putra sulungnya. Posenya beredar hingga ke whatsApp saya. Jumat, 18 Juni 2021 ia sudah di Palu dan langsung melihat ruang kerja serta solat Jumat di lingkungan kantor gubernuran. Senin, 21 Juni 2021 agendanya pimpin apel ASN, serah terima jabatan dengan mantan gubernur dan langsung rapat dengan eselon 2 jajaran Pemprov Sulteng.
Gubernur Cudi dari gesturnya sudah gemes ingin langsung tancap gas kerja cepat dan menuntaskan semua problem yang belum diselesaikan pendahulunya Longki Djanggola. Bengkalai depan mata soal penyelesaian hajat hidup penyintas yaitu hunian tetap, menurunkan angka kemiskinanan agar sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik, maksimalisasi pendapatan daerah (fiskal daerah), operator birokrasi yang gesit dan circle dapur yang profesional. Mengapa ini saya bolt (tebali) dalam tulisan ini? Setidaknya ini alasannya.
Kak Cudi memiliki mimpi besar soal Sulawesi Tengah. Ekspektasi yang luar biasa. Pikiran besar itu tidak akan cepat dan tuntas tanpa operator operator yang handal dan profesional. Siapa operator yang profesional?
Pertama; adalah birokrasi yang mau bekerja dan profesionalisme teruji sesuai sektor dan kemampuan nya. Jangan sarjana planologi tapi ngurus pertanian atau kehutanan. Ada banyaklah bila ditakar dengan standard profesionalisme di atas kertas tidak menjamin ‘cepat dan tuntas’
Kedua; operator – operator yang profesional juga dibutuhkan di BUMD – BUMD. Harus dirombak BUMD yang tidak berorientasi bisnis. Tidak usah pakai rem, gass poll copot dan ganti yang kridibel. Boleh akomodatif tapi memiliki kapasitas dan profesionalitas mengurus sebuah BUMD. Kalau ini untuk menjawab tagline kampanye Kerja Cepat Dan Tuntas untuk Sulteng maju.
Ketiga; ini yang sangat penting dan kadang penyebab krusial di level going to eksecucion. Apa itu? Lingkaran utama atau dalam bahasa komunikasi lazim dikenal main circle atau circle in the kitchen. Maknanya? Lingkaran dekat atau ring dekat yang menjadi teman diskusi dan sharing sesuatu yang bertujuan sama mempercepat visi besar gubernur dan wakil gubernur.
Mengapa ini harus diingatkan. Karena visi Kak Cudi sangat besar jangkauan ekspektasinya. Kedua; waktunya singkat hanya sampai 2024, sesuai pelantikan Presiden Joko Widodo di istana 16 Juni lalu.
Dengan kondisi demikian sudah selayaknya gubernur dan wakil gubernur didampingi main circle yang new mind (bukan old mind), profesional, cekatan, dan menguasai di bidangnya, dan progresif dalam perumusan tindakan.
Setidaknya inilah pikiran awal yang bisa saya sampaikan ketika menjemput sang ‘mentari’ terbit. ‘’Saya datang dengan masa depan. Bukan dengan pengalaman (quot anies baswedan)’’ ***
Oleh : andono wibisono (praktisi media)