PALU, Kaili Post– Pengurus Pusat IKA Untad mendorong alumni Universitas Tadulako untuk menjadi rektor di kampus terbesar di Sulteng tersebut. Karena universitas di seluruh dunia menginginkan alumninya yang menjadi rektor.
“Selaku alumni menginginkan alumni Untad menjadi rektor. Di universitas besar seperti UI atau UGM yang menjadi rektor adalah alumninya, karena universitas itu sudah memiliki sumberdaya,” kata Sekjen IKA Untad Dr Muzakil Rawil dalam Podcast Kaili TV bertajuk “Pengurus Pusat IKA Untad Dalam Format Pemberdayaan”, di Palu, Sabtu (26/9/2021).
Dia yakin sumberdaya alumni Untad sudah siap menjadi pemimpin di universitasnya sendiri. Hanya perlu memberi kesempatan kepada para alumni.
Untuk menjadi rektor dipersyarakatkan harus profesor, usia dan kepangkatan minimal lektor kepala.
Diakui Muzakil Tawil yang didampingi salah satu presidium PP IKA Untad Arifin Sunusi SH, beberapa alumni belum memenuhi persyaratan tersebut, tapi dari sisi kualitas sudah siap.
“Kesuksesan universitas ketIKA alumni memimpin universitasnya,” tegas alumni Untad 1998 itu.
Berdiri sejak 1981 baru Sahabuddin Mustafa alumni Untad yang menjadi rektor. Selebihnya adalah alumni dari luar.
“Sebagai alumni apalagi pengurus, kami dukung karena itu menjadi cita-cita dan harapan kita bersama. Namun, siapapun jadi rektor bawalah Untad ini dengan baik, jangan complang. Alumni Untad sudah memenuhi persyaratan untuk memimpin Untad,” timpal Arifin Sunusi.
Saran anggota IKA Untad menjadi rektor, kata Arifin, tidak bermaksud menciptakan dikotomi antara alumni dan bukan.
“Tapi, teladanilah para pendahulu pendiri universitas ini. Mereka saling memberi. Senat Untad mayoritas adalah alumni Untad. Harapan alumni memimpin Untad saya rasa bukan sesuatu yang mustahil,” kata Arifin.
IKAtan Alumni Universitas Tadulako (IKA-Untad) merupakan wadah bagi para alumni Untad yang pertama kali dibentuk pada tahun 1989 melalui musyawarah besar alumni yang berasal dari beberapa fakultas yang ada pada saat itu.
Sejak tahun 2017 melalui Mubes VI terpilih 7 orang presidium IKA-Untad yakni masing-masing Dr. Eko Joko Lelono, M.Si, Dr. Ir. Muh Sangadji, DEA, Dr. Ir. Sagaf, MP, H. Lukman Said, S.Pd, Arifin Sunusi, SH, Drs. Tasrif Siara, dan Muh Rizal Abd Rauf, ST, MT.
Adanya tujuh presidium IKA-Untad merupakan model baru dalam pola kepemimpinan di IKA-Untad. Tujuh orang presidium ini (periode 2017-2021) akan dibantu Direktur Eksekutif dan Staf Kesekretariatan dalam menjalani roda organisasi.
Pada Mubes 2017 itu sempat muncul saran agar IKA-Untad menjadi rektor dan harus didukung penuh oleh anggota lainnya. Tapi, dalam posesnya saran itu ditentang oleh H Lukman Said – yang pada waktu itu – menyatakan bahwa IKA Untad tidak boleh terjebak maupun dijebak dalam pusaran politik.
“Saran untuk mendukung anggota IKA Untad menjadi pemimpin atau rektor bukan tidak baik, tetapi tidak tepat. Hal ini karena justru menggiring IKA Untad ke dalam nuansa politis. Ini harus dihindari, dengan kata lain IKA Untad harus memaksimalkan kerja-kerja nyata dalam membangun daerah, bukan malah terjebak dalam urusan politik,” kata H Lukman Said, dikutip dari Untad.ac.id.***
Jurnalis Kaili Post: Ikhsan Madjido