JOGJA,- Desa Wadas yang berada di Jawa Tengah selama sehari penuh dipaksa tutup oleh aparat dikarenakan lahan warga desa diambil paksa oleh pemerintah, untuk membangun tambang. Warga desa Wadas menolak dari beberapa minggu dan sudah berbulan bulan yang lalu. Warga Wadas juga sudah menyatakan penolakan nya lewat menempelkan poster-poster terhadap pembangunan tambang yang akan dibangun di desa tersebut. Aparat juga melakukan teror kepada warga desa dan menangkap lebih dari 60 orang dengan alasan tidak jelas. Mereka juga masuk ke rumah rumah warga tanpa seizin pemilik rumah.
Alasan warga desa Wadas melakukan penolakan dikarenakan dari tanah itulah warga desa hanya bisa mendapat sesuap nasi untuk hidup sehari- hari. Peristiwa traumatik tersebut menurut warga desa Wadas bukan terjadi hanya baru sekali ini saja, peristiwa ini sudah pernah terjadi juga di April 2021 kemarin ujar warga desa Wadas. Dengan adanya kejadian ini para perkumpulan mahasiswa se-Indonesia menyuarakan suara lewat akun media sosial Instagram (@bangsamahasiswa) untuk menolak keras kejadian yang terjadi di desa Wadas. Para mahasiswa juga mengecam keras dengan perilaku aparat yang semena mena dengan warga desa.
Para mahasiswa juga sangat marah kepada Gubernur Jawa Tengah yaitu Ganjar Pranowo karena bapak Gubernur sendiri tidak ada melakukan komentar apapun terhadap kejadian yang sedang terjadi. Mahasiswa mengatakan Ganjar adalah pembohong yang ketika melihat warga nya ditindas seperti daging onggok yang tak bisa bersuara. Hingga tulisan ini dibuat, warga Wadas masih dalam kondisi yang sama sekali tidak aman. Aparat masih banyak berjaga di banyak titik, warga desa juga yang ditangkap dengan tidak ada alasan tidak diperbolehkan untuk bertemu keluarga mereka. ***
jurnalis kailipost.com : faqih azzura abimanyu