Subsidi BBM Dinilai Kontraproduktif, Banyak Terbuang di Jalan Raya

  • Whatsapp
Sejumlah kendaraan mengantri di SPBU kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Pemerintah akhirnya menaikan harga BBM bersubsidi, Adapun harga BBM yang mengalami kenaikan yaitu Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, harga solar menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax menjadi Rp 14.500 per liter. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
banner 728x90

Jakarta,- Pemerintah mengalihkan subsidi BBM ke Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat yang membutuhkan, agar harga subsidi BBM itu mengalami penyesuaian.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai bahwa subsidi yang dilakukan pemerintah saat ini kurang tepat sasaran. Menurut dia, lebih baik dana dialihkan ke sejumlah hal lainnya, seperti transportasi umum dan fasilitas kesehatan.

“Subsidi ini kontraproduktif, subsidi BBM mubazir karena banyak dibuang ke jalan raya,” tutur Mamit kepada wartawan dalam diskusi terkait subsidi tepat sasaran, Senin (19/9/22).

Menurut Mamit, energi fosil yang menjadi bahan utama BBM saat ini telah menipis. Indonesia pun harus menemukan sumber cadangan minyak baru yang besar. Namun, untuk menemukan cadangan minyak baru, butuh investor yang mau menggelontorkan dananya.

“Yang namanya fosil terbatas sifat alami migas kita. Tanpa ada investasi, maka dibutuhkan investor yang paham,” jelas dia.

Mamit menyebut, cadangan minyak di Indonesia saat ini hanya tersisa 2,4 miliar barel. Diperkirakan, 10 tahun lagi Indonesia tidak akan memiliki cadangan minyak.

“Revisi Undang-undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) jadi kunci investasi hulu Migas,” katanya. ***

ED/Sumber: RK/Liputan6

Berita terkait