Jakarta,- Presiden Rusia Vladimir Putin mengamuk akibat jembatan Kerch di Crimea hancur usai sebuah truk yang mengangkut bahan bakar minyak (BBM) diduga meledak di jembatan itu pekan lalu.
Dari ledakan tersebut tiga orang tewas dan terjadi kerusakan di beberapa bagian seperti jalan raya, rel jembatan, sebagian jalan juga jatuh ke air.
Putin menuding Ukraina sebagai dalang kehancuran jembatan itu.
“Ledakan di jembatan Kerch adalah tindakan terorisme yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil yang sangat penting,” kata Putin dalam sebuah video di kanal Telegram, pada Minggu (9/10/2022).
“Ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan oleh layanan khusus Ukraina,” imbuh dia lagi.
Di hari itu, Putin juga menunjuk jenderal yang terkenal brutal Sergei Surovikin untuk memimpin serangan ke Ukraina.
Sehari usai pernyataan Putin muncul, Rusia meluncurkan 75 rudal ke Ukraina. Dari jumlah ini, 41 diantaranya berhasil dicegat pasukan Kyiv.
Terlepas dari serangan Ukraina, apa sebetulnya arti Jembatan Kerch bagi Rusia?
Jembatan ini menghubungkan Laut Hitam ke Laut Azov, yang mana terdapat pelabuhan-pelabuhan utama Ukraina, termasuk Mariupol.
Bagi Moskow, jembatan tersebut melambangkan “penyatuan kembali” fisik Crimea dengan Rusia, demikian menurut CNN.
Jembatan itu juga merupakan ekspresi fisik tujuan Putin untuk mengikat Ukraina ke Rusia. Ia bahkan mengendarai truk saat meresmikan jembatan ini pada 2018 lalu.
Selain itu, jembatan tersebut merupakan jalur vital untuk memasok logistik ke Ukraina selama invasi.
Fungsi Vital Jembatan Crimea Bagi Rusia
Menurut salah satu lembaga think-tank Ukraina, Rusia kerap menggunakan jembatan untuk mengangkut tank dan perangkat militer lain langsung ke area pertempuran di wilayah selatan.
Rusia menghabiskan sekitar US$3,7 miliar atau sekitar Rp56 triliun untuk membangun jembatan ini usai berhasil mencaplok Crimea.
Konstruksi jembatan Crimea dibangun perusahaan infrastruktur Storygazmontazh. Pemilik perusahaan ini, Arkady Rotenberg, merupakan orang yang dekat dengan Putin.
Rotenberg juga salah satu orang terkaya di Rusia sejak Putin berkuasa. Harta dia kebanyakan berasal dari kontrak negara.
Lewat jembatan ini, jutaan mobil dan kereta dari Moskow bisa bergerak ke Crimea. Jembatan tersebut mampu menampung 40 ribu mobil dan 47 kereta per hari.
Angka itu jauh lebih banyak dibanding daya tampung kendaraan yang lewat di Jembatan Vasco da Gama, jembatan terpanjang kedua.
Sebelum jembatan beroperasi, perjalanan Rusia-Crimea kebanyakan ditempuh dengan kapal feri karena perjalanan darat yang terbatas.
Namun, hal tersebut menyebabkan antrean truk dan mobil mengular saat akan menyeberangi Selat Kerch.
Sebetulnya, gagasan pembangunan Jembatan Crimea sudah muncul sejak pemerintahan tsar Rusia Nicholas II. Namun, pembangunan jembatan ini gagal karena dunia tengah menghadapi Perang Dunia I.
Setelah itu, pemerintah Nazi Jerman berusaha membangun struktur permanen saat Perang Dunia II. Namun, rencana mereka berhasil digagalkan Tentara Merah Uni Soviet, demikian dikutip The Independent. ***
Editor/Sumber: Rizky/cnn indonesia