Jakarta,- Dinas Kesehatan DKI Jakarta menginformasikan jumlah kasus gagal ginjal akut bertambah menjadi 111.
“Per pagi ini kasus ditemukan di fasilitas kesehatan Jakarta ada 111 kasus,” kata Kepala Seksi Surveillans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama saat dikonfirmasi.
Dari jumlah tersebut, 56 anak atau 50 persen dinyatakan meninggal dunia. Kemudian, 23 anak atau 21 persen masih dirawat, dan 32 anak atau 29 persen dinyatakan sembuh.
Jika dirinci lebih lanjut, kasus gangguan ginjal akut di Jakarta terbanyak menyerang anak usia 5-18 tahun dengan jumlah 33 kasus atau 30 persen.
Kemudian diikuti anak usia 1 tahun dengan jumlah 26 kasus atau 23 persen; usia 0-1 tahun 23 kasus atau 21 persen; usia 2 tahun 12 kasus atau 11 persen; usia 3 tahun 9 kasus atau 8 persen; dan usia 4 tahun 8 kasus atau 7 persen.
Ngabila mengatakan ratusan kasus gangguan ginjal akut yang terdeteksi di Jakarta itu didapati Pemprov DKI setelah menyisir seluruh rumah sakit di Jakarta.
“DKI menyisir seluruh rumah sakit di Jakarta atau hospital record review atas instruksi Kementerian Kesehatan mencari kasus gagal ginjal akut di RS yang dirawat per 1 Agustus 2022 sampai dengan saat ini untuk melihat besaran masalah lebih menyeluruh,” tuturnya.
Dinkes DKI juga telah menambah unit tempat tidur di ruang pediatric intensive care unit (PICU) untuk pasien gangguan ginjal akut menjadi 219 unit.
Diketahui, saat ini baru ada dua rumah sakit rujukan di Ibu Kota yang menangani gagal ginjal akut pada anak, yakni Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita.
Selain RSCM dan Harapan Kita, RS Fatmawati sebenarnya juga bisa menerima pasien anak yang teridentifikasi gagal ginjal akut. Namun, pasien anak yang dirawat di RS Fatmawati hanya yang memiliki berat badan 30 kilogram ke atas. ***
Editor/Sumber: Rizky/CNN Indonesia