Palu,- Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengembangkan motif kain tenun khas yang lebih memiliki nuansa historis dengan desain motif raja dan Tadulako atau sifat patriotik.
Hal itu ungkapkan Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Palu Husaema saat menghadiri seminar akhir pengembangan motif kain tenun Kota Palu, di Palu, Selasa (15/11/2022).
“Pemkot Palu sedang melakukan kajian desain motif seiring peminat kain tenun meningkat khas daerah meningkat di kalangan lokal ampun regional,” kata Husaema.
Ia juga menjelaskan bahwa pengembangan motif ini akan dikuatkan dengan hak kekayaan intelektual (HAKI) untuk mematenkan produk, guna menjaga keamanan dari klaim.
Motif kriyawastra masyarakat Kaili (penduduk asli) lembah Palu, laris diburu pecinta kain tenun, maupun wisatawan yang berkunjung di daerah ini, yang mana kain tenun khas dapat digunakan sebagai kebutuhan fashion untuk mempercantik diri dan sebagainya.
“Melihat tren ini meningkat, maka dipandang perlu diadakan inventarisasi, maupun penentuan jenis dan nama motif khas di daerah ini,” ucap Husaema.
Ia mengemukakan, tahun 2021 melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Litbangda) Kota Palu sebagai penginisiasi kegiatan pengembangan tenun khas motif kelor, diterbitkan surat pencatatan ciptaan HAKI atas 16 tenun ikat Kota Palu motif kelor.
Kemudian, adanya pencanangan penggunaan tenun motif kelor di di ibu kota Sulteng pada 10 Juli 2022 menyebabkan tingginya minat konsumen untuk menggunakan tenun tersebut.
“Pengkajian motif baru ini diarahkan seperti kain tenun sebelumnya. Apa lagi di hari tertentu, pemerintah Kota setempat menggunakan baju batik, maka tenun khas ini sangat berpotensi dijadikan baju batik Pemda,” ucap Husaema.
Ia menambahkan, meningkatnya peminat tenun berdampak pada geliat perekonomian pelaku usaha industri kecil menengah (IKM) khususnya perajin kain tenun khas.
“Dari survei dilakukan instansi terkait, ada peningkatan omset perajin tenun khas Kota Palu. Pemkot Palu juga berencana memasukkan perajin tenun khas daerah ke dalam inkubator bisnis, sebagai upaya pemerintah mendekatkan pasar terhadap produk-produk lokal,” demikian Husaema. ***
Editor/Sumber: Rizky/Antara