SULTENG,- 2023 adalah tahun politik. Tahun politik resonansinya sudah menyeruak di akhir tahun 2022. Apapun langkah sosial, kemasyarakatan dan ekonomi pasti tak sepi ditafsir politis. Termasuk yang masih memegang tampuk jabatan politik. Tak akan sepi dihempas sepoi-poi angin politis.
Adalah Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah. Ma’mun Amir. Ia adalah calon pengganti antar waktu (PAW) dari almarhum Saleh Al Jufrie, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang wafat belum lama ini. Lazim disapa Habib Saleh.
Ma’mun hasil Pemilu 2019 ikut konstestasi DPD RI. Meraih suara 116 ribuan. Tapi karenan ranking, Wagub Sulteng belum bernasib terpilih. Saat ini, Wagub Sulteng adalah calon kuat PAW habib Saleh. Karena perolehan suara di bawah almarhum adalah Ma’mun Amir.
Kepada pemimpin redaksi kailipost.com, Wagub mengatakan bahwa jabatan itu amanah. Karena amanah, tidak perlu dikejar dan mati-matian diraih. Kalau cita-cita wajib diraih. ‘’Saya sudah bertemu KPU dan Pak Saiful Malonda. Saya sudah mendapat amanah bersama Pak Gubernur Rusdi Mastura. Saya tetap akan dampingi Pak gubernur,’’ tandas Ma’mun yakin.
Ia juga ingin membuktikan pada masyarakat Sulteng bahwa duet dengan Kak Cudi, Gubernur masih solid dan tidak ada hal – hal yang diramaikan sekelompok orang dan oknum birokrat ia sudah pecah kongsi dengan gubernur.
‘’Iya saya ingin buktikan bahwa saya tetap solid dengan beliau. Masih setia. Matahari hanya satu bagi saya. Agar orang – orang yang mau menjelek-jelekkan saya depan Pak gub menyadari itu. Memahami mengapa saya menolak jabatan PAW DPD RI yang lebih enak dan memiliki otoritas baik. Begitu Pak Andono,’’ tutur Wagub kembali.
Ma’mun pun setiap saat komunikasi dengan gubernur. Telah membagi tugas. Komitmen gubernur atas pembangunan dengan gerak cepat pun, ia akui masih terus diamankan. ‘’Jangan karena dalam beberapa acara saya tidak terlihat cuma ada Pak Gub sudah ditafsirkan macam – macam. Nga mungkin kemana pak Gub saya mengekor terus. Ada tugas bersama dengan gerak cepat mau diselesaikan,’’ terang mantan bupati Kabupaten Banggai dua periode itu. ***
editor : andono wibisono