Disela-sela kesibukannya sebagai Tenaga Ahli Gubernur Sulawesi Tengah, Andi Aril Pattalau saat ini juga dipercayakan beberapa Kabupaten di Sulawesi Tengah sebagai Supervisor dalam Pendampingan Bisnis Koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), serta sebagai Instruktur diberbagai pelatihan Koperasi – UMKM di Sulawesi Tengah.
Bagi Andi Aril Pattalau, posisi sebagai Tenaga Ahli Gubernur, merupakan pengabdian kepada Pemerintah Sulawesi Tengah dibawah kepemimpinan H. Rusdy Mastura. Namun posisi sebagai aktifis pemberdayaan ekonomi desa, merupakan pengabdian yang sangat hakiki. Karena menyangkut kebutuhan dasar masyarakat untuk menumbuh kembangan potensi – potensi ekonomi di daerahnya.
Sehingga oleh Sahabat-sahabatnya, Andi Aril Pattalau dikenal sebagai “Pejuang Ekonomi Desa”. Bukan seperti para politisi pada umumnya, yang mungkin waktunya dihabiskan di meja Warkop. Akan tetapi, sejak 10 tahun terakhir, dirinya menghabisakan waktunya waktu melakukan oendampingan para pejuang ekonomi di desa. Baik berbasis Koperasi, BUMDesa, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sehingga bagi sebagian politisi kawakan, Andi Aril Pattalau dianggap sosok yang kurang familiar, karena tidak bergaul secara intens dengan Politikus yang namanya sudah malang melintang di dunia politik.
Justru hal tersebut menjadi keunggulan Andi Aril Pattalau yang diamanatkan H. Rusdy Mastura memimpin relawan dalam Pilkada Gubernur tahun 2020 silam. Karena bung Cudy mengetahui bahwa ia memiliki koneksi dan jaringan akar rumput yang bisa diandalkan untuk sebuah momentum Politik.
Profil Andi Aril Pattalau dikalangan aktifis era awal tahun 2000 an, telah dikenal luas. Pernah menjadi Sekjend Majelis Mahasiswa (MM) Universitas Tadulako, serta pernah diamanatkan sebagai Panglima Laskar Mahasiswa Sulawesi Tengah. Diawal tahun 2000, banyak mengadvokasi berbagai issu – issu perlawanan terhadap pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat.
Dengan berbagai pengalaman dalam dan luar pemerintahan, Andi Aril Pattalau berharap anak – anak muda Sulawesi Tengah untuk terus berkarya.
“Bukan pemuda yang mengatakan itu Ayahku, tapi pemuda adalah yang mengatakan Ini dadaku,” cetusnya. ***
Reporter/editor: Firmansyah Lawawi
