Palu,- PT Pertamina Patra Niaga mengatakan untuk stok elpiji bersubsidi Provinsi Sulawesi Tengah di pastikan cukup dalam memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru 2023 dengan ketahanan stok kurang lebih sebanyak 1.717 metrik ton.
Hal itu ungkapkan Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Region Sulawesi Taufiq Kurniawan yang dihubungi dari Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (22/12/2022).
“Ketahanan stok sekitar 10 kali lipat di Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPB) di Sulteng,” kata Taufiq Kurniawan.
Dia juga menjelaskan, selama masa satuan tugas (Satgas) pemenuhan energi di momen libur Natal dan Tahun Baru, belum ada rencana penambahan stok elpiji bersubsidi oleh Pertamina untuk Sulteng, karena ketahanan pasokan dianggap memadai.
Menurut data perusahaan milik negara itu, ketahanan stok 1.717 metrik ton di sejumlah SPPBE di provinsi ini atau setara 572.333 tabung 3 kilogram mampu memenuhi konsumsi pengguna produk bersubsidi sebanyak 56.666 tabung atau sekitar 170 metrik ton.
“Tidak perlu khawatir, karena kami selalu berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat, apa lagi di momen seperti ini,” ucap Taufiq.
Ia mengimbau, pangkalan resmi wajib menjual produk bersubsidi sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Selain itu, meminta pihak agen berkolaborasi dengan pemerintah daerah (Pemda) dan aparat keamanan melakukan pengawasan distribusi pada wilayah kerja masing-masing supaya penyaluran kepada masyarakat tepat sasaran.
Hal tersebut, lanjutnya, sekaligus guna menghindari tindakan-tindakan yang curang oleh pangkalan maupun masyarakat untuk meraup keuntungan besar dengan memanfaatkan momen seperti ini.
“Secara nasional kami memiliki tim satgas hingga ke daerah, dengan tugas melakukan pemantauan dan pengawasan distribusi produk-produk bersubsidi mulai dari agen, pangkalan maupun SPBU,” tutur Taufiq.
Sedangkan secara regional, katanya, Pertamina memproyeksikan konsumsi elpiji bersubsidi 3 kilogram meningkat sekitar 4 persen, dan elpiji non subsidi 2 persen, mengingat momen hari besar keagamaan intensitas penggunaan bahan bakar untuk memasak cenderung tinggi, sebagai mana pengalaman tahun sebelumnya.
“Kami sangat konsisten memenuhi kebutuhan masyarakat, karena elpiji dan BBM sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat, sehingga kami harus memastikan ketersediaan stok energi selalu terpenuhi,” kata Taufiq. ***
Editor/Sumber: Rizky/Antara