PEMILU 2024: Gubernur Sulteng dan Istri Hengkang dari NasDem

  • Whatsapp

SULTENG – Pemilu adalah sarana partai politik merebut kekuasaan. Baik di legislatif dan eksekutif. Pemilu 2024 sesuai jadwal Komisi Pemilihan Umum (KPU) tahapannya telah berjalan. Petugas di desa dan kelurahan di Indonesia mulai mendata pemilih. Yang telah didata diberi tanda, stiker di rumah – rumah penduduk.

Karena Pemilu pesertanya adalah parpol dan independen (DPD dan dapat untuk calon kepala daerah), otomatis dinamika parpol mulai terasa. Konsolidasi internal sampai eksternal. Termasuk pengumpulan simpatisan, kader dan masyarakat.

Karena parpol dinamis jelang Pemilu, sejumlah elit parpol pun tak sedikit masuk dan keluar. Simak sejumlah jenderal TNI dan polisi dekat pemilu berlabuh ke parpol. Pun ada juga yang pindah. Sebut saja Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura dan istrinya, Dr Vera Rompas.

Kepada sejumlah media, Rusdy Mastura, disapa Cudi tegas kecewa dengan partainya, NasDem. Walau, belum resmi secara adminitratif menyampaikan surat pengunduran sebagai Ketua Dewan Pertimbangan DPW NasDem Sulteng. Pun juga istrinya yang sekarang menjadi Ketua NasDem Kota Palu.

Cudi gerah. Kecewa, bahkan sudah tidak nyaman. Ia tak pernah diajak dan dimintai pertimbangan sesuai jabatannya bila partai memecat seorang kader. Bahkan, di laman – laman sosial media, seperti facebook terang-terangan kader dan pejabat NasDem mengeritik dan menilai gagal menjabat gubernur.

Misalnya, postingan akun Adha Nasjamuddin. Yang notabene adalah Ketua NasDem Kabupaten Donggala. Adha menyebut Cudi tanpa prestasi dibandingkan dengan figur Ketua DPW NasDem yang menjabat Ketua DPRD Sulteng. Kritik tajam dan terbuka membuktikan bahwa Cudi telah diserang opensif di sosmed di internalnya sendiri.

Benarkah kedua pasutri yang kini memegang jabatan gubernur dan Ketua PKK Sulteng itu hengkang dari partai besutan Surya Palloh? Secara diplomatis, keduanya merasa kecewa dan akan pamit keluar. ‘’Saya malu suami saya dibuat begitu di sosial media. Coba saja baca komentar – komentarnya Mat ke kak Cudi (suaminya). Saya dikirimi banyak orang screen shot percakapan facebook. Saya kecewa,’’ menjawab pertanyaan kailipost.com di WhatsApp saat Vera menemani suaminya Check Up di Jakarta pekan lalu.

Baik Cudi dan Vera belum secara tegas mengirim surat keluar. Namun tersirat, keduanya sudah tidak nyaman dan difungsikan. Lantas kemana kedua politisi memiliki vote getter akan berlabuh?

Pun belum ada kejelasan gubernur dan istri akan pindah parpol. Tapi, akhir akhir ini kedekatan Cudi dengan sejumlah elit Partai Gerindra membuat sejumlah spekulasi. Baik dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Palu dan Jakarta, dan dalam sejumlah momentum mesra dengan Ketua Gerindra Sulteng Longki Djanggola. Longki adalah mantan gubernur dua periode di tengah Pulau Sulawesi itu.

Di acara Musyawarah Rakyat atau Musra relawan Jokowi, 05 Maret 2023 di Jojokodi Convention Center (JCC) Palu, kedunya melantunkan lagu ‘Jangan Sampai Tiga Kali’ ciptaan Trio Ambisi. Salah satu liriknya, ‘’Lebih baik berpisah, dari pada tersiksa…’’

Duet menyanyi Cudi dan Longki makin dipercaya publik sebagai isyarat bahwa Cudi telah disiapkan karpet merah di Gerindra. Bahkan, Prabowo menyebut dengan nada samar kepada kader Gerindra akan ada dewan penasehat baru. ‘’Bila dua tokoh itu menyatu maka Sulteng makin maju dan berkembang,’’ ujar Bram, kader Gerindra.

Dalam kesempatan lain, dikutip dari media online bahwa Sekretaris DPW Partai NasDem Sulteng, Aristan membenarkan bahwa secara adminitratif Rusdy Mastura belum pamit keluar partai. Ia enggan menanggapi gonjang – ganjing soal rumor keluarnya Rusdy Mastura.

PERINDO SIAP

Di arena Musra relawan Jokowi, Ketua Al Misbat Ronny Tanusaputra bangga dan terharu dua tokoh Sulteng hadir dan menyokong moral acaranya. Ia berharap ke depan semua tokoh Sulteng bersatu, menyatu untuk kepentingan bersama. Keduanya bukti, adalah elit politik yang konsekwen dengan kedaulatan di tangan rakyat. Menyokong aspirasi akar rumput akan kepempinan nasional.

Bagaimana kalau Cudi atau Vera ke Perindo? ‘’Dengan segala hormat kami menyiapkan rangkaian adat dan red carpet bagi beliau. Perindo partai terbuka dengan politik kesejateraan dan komitmen pada politik persatuan Indonesia. Cocok figur beliau,’’ ujarnya tertawa.

Tapi, Ronny enggan menyoal ramainya perbincangan gubernur pindah parpol. ‘’Itu hak privat dan keputusan beliau dan ranah pribadi. Tidak etis saya mengurusi hal hal begitu. Tanya saja kak Cudi langsung,’’ tandas pendiri Relawan Merah Putih (RMP) Indonesia itu. ***

reportase : andono wibisono

Berita terkait