Beda Suara Dinamika Koalisi Perubahan
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai bahwa perbedaan suara NasDem, Demokrat, dan PKS merupakan dinamika internal di Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Sosok cawapres Anies dinilai krusial.
“Pertama ini menunjukkan dinamika di internal, partai koalisi perubahan itu dinamis ya. Artinya persoalan cawapres itu menjadi titik krusial, karena tiga partai berbeda-beda,” kata Adi Prayitno saat dihubungi, Sabtu (16/4).
Adi menyebut Demokrat tentunya menaruh harga mati agar ketum Agus Harimurti Yudhoyono bisa mengisi kursi cawapres Anies. Sementara, PKS dinilai memberikan potensi Sandiaga untuk mendampingi Anies lantaran hendak pindah PPP.
“Demokrat sering kali mengusulkan nama-nama di luar AHY, ada Khofifah, kadang Mahfud Md, kadang Kiai Said, dan seterusnya. Bahkan belakangan nama Sandi juga masuk dan dikaitkan bisa berdampingan dengan Anies gitu ya, karena Sandi potensial bergabung dengan PPP,” katanya.
“Dan PPP sangat mungkin memasangkan dengan Anies Baswedan, yang setuju Pak Sandi sebagai wakilnya Anies tentu ada harapan duet Anies dan Sandi ini bisa mengulang success story di Jakarta. Ketika mereka memenangkan Pilgub di putaran kedua melawan Ahok,” sambungnya.
Selanjutnya, Adi menilai Demokrat selalu bereaksi ketika nama selain AHY diajukan untuk mendampingi Anies. Dia menyebut Demokrat tentu akan menutup kesempatan adanya nama lain yang akan berpotensi menghalangi kursi AHY.
“Yang kedua, dinamika ini tentu tidak mudah. Karena pada saat yang bersamaan Demokrat itu ya harga mati juga buat AHY. Sejak awal Demokrat memang sering kali menolak nama-nama yang diusulkan selain AHY. Artinya kalau muncul nama baru seperti Khofifah, Demokrat biasanya bereaksi, ketika muncul nama seperti Sandiaga Uno mereka bereaksi, mereka langsung menutup diri. Bahwa yang bisa menentukan cawapres dalam koalisi perubahan mendampingi Anies itu ya hanya tiga partai. Mestinya nama-nama lain itu tidak ada, dan itu maunya Demokrat,” ujarnya.
“Jangan-jangan penolakan nama terhadap Sandi ini ya untuk menutup ruang gelap potensi Sandi untuk mendampingi Anies. Karena kalau Sandi masuk nominasi calonnya Anies tentunya akan mengurangi posisi tawarnya AHY yang sampai saat ini terus diupayakan mendampingi Anies,” sambungnya. ***
Editor/Sumber: Riky/Detik.com