Sementara Ricko Saputra, harus mampu melewati Total Angkatan 300kg di kelasnya. Mengingat kuota 10 besar untuk Olimpiade 2024, dengan adanya lifter senior utama sudah masuk dua besar dunia dengan total 300 kg, hanya satu lifter per satu negara.
“Sementara lifter lainnya kami harapkan untuk bisa unjuk gigi dan meraih prestasi terbaik,” ujar Hadi.
Lifter putri DKI Jakarta Siti Zahra, yang merupakan atlet andalan DKI Jakarta pada Pekan Olahraga Nasional(PON) Aceh-Sumut 2024 mendatang, akan tampil di kelas 49kg putri.
Ia merupakan satu-satunya atlet Non-Pelatnas yang berangkat menuju Korea Selatan secara mandiri dibiayai oleh Pengprov Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) DKI Jakarta.
“Ini merupakan satu terobosan yang sangat positif dari Pengprov DKI Jakarta. Pada prinsipnya, kami membuka kesempatan kepada para lifter daerah terutama Non-Pelatnas untuk ikut bergabung dengan program yang ada di PABSI agar atlet-atlet ini kelak juga akan menjadi penghuni Pelatnas menggantikan para seniornya,” kata Sekjen PABSI Djoko Pramono.
Djoko juga mengatakan langkah tersebut adalah kesekian kalinya daerah mengikut-sertakan atletnya mengikuti single even di luar negeri dengan biaya mandiri.
“Saya berharap agar langkah ini dilakukan oleh Pengprov lainnya. Pada prinsipnya, kami memberikan kesempatan agar para atlet daerah prestasinya juga bisa berkembang dengan baik,” ujar Djoko.
Ketua Pengprov PABSI DKI Jakarta Emmy Noerhayati mengatakan bahwa pihaknya memberangkatkan Siti Zahra ke Korea Selatan sebagai bagian dari persiapan menghadapi Pekan Olahraga Nasional(PON) Aceh-Sumut 2024 mendatang.
“Selain menimba pengalaman, mudah-mudahan Siti Zahra mampu mempersembahkan prestasi terbaiknya di Korea Selatan nanti. Ini adalah bagian dari persiapan PABSI DKI Jakarta menghadapi PON mendatang,” ujar Emmy. ***
Editor/Sumber: Riky/Antara