Dimana, Kota Palu menjadi penyumbang tertinggi korban kekerasan dengan 38 kasus. Menyusul kedua dan ketiga masing-masing Kabupaten Buol 28 kasus, dan Kabupaten Poso 24 kasus. Yang meliputi kekerasan mulai dari kekerasan fisik, psikis, seksual, eksploitasi, trafficking, penelantaran, dan kekerasan lainnya.
Lebih lanjut, kata Diana, adapun rinciannya secara keseluruhan se-Sulawesi Tengah, berdasarkan bentuk kekerasan, kasus kekerasan psikologis menempati posisi paling banyak mencapai 102 kasus, sementara itu kasus kekerasan urutan kedua dan ketiga diantaranya masing-masing kekerasan seksual angka 100 kasus, dan kekerasan fisik 89 kasus.
Menurutnya, tinggi rendahnya kasus kekerasan tersebut berbanding lurus dengan tinggi rendahnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan setiap peristiwa kekerasan yang dialami. Tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi untuk melapor menjadikan tinggi pula kasus kekerasan yang terdata, begitupun sebaliknya.
Olehnya itu, DP3A Sulteng dalam upaya pencegahan pihaknya gencar melakukan upaya-upaya preventif dengan memperkuat forum-forum desa yang telah dibentuk.
“Kami melakukanya dengan berbasis tingkat desa kelurahan kami menguatkan forum-forum yang kami kembangkan, itu namanya ada forum Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) dan Forum Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM),” ucapnya.