Menurut arsitek terkenal Jepang di belakang proyek tersebut, Toyo Ito, inilah intinya.
“Saya selalu mencoba membayangkan hubungan dengan – dan perasaan – alam, seperti pohon dan air, dalam desain saya,” katanya kepada CNN tak lama setelah upacara peresmian gedung yang dikutip detikcom, Jumat (7/7/2023).
“Fakta yang kamu sebutkan bahwa rasanya seperti memasuki hutan menunjukkan bahwa penglihatanku berhasil.”
Ito, yang dianugerahi Pritzker Prize (sering disebut sebagai “Nobel” arsitektur) pada tahun 2013, merancang Gaia bersama firma desain Singapura RSP. Ini fitur auditorium 190 kursi dan selusin ruang kuliah, serta fasilitas penelitian, kantor fakultas dan teras belajar lapang.
Selain toilet, pelat lantai dasar, dan tangga luar, yang dibangun menggunakan beton (sebagian karena peraturan setempat), struktur dibuat dengan kayu yang diambil dari pohon cemara di Austria, Swedia, dan Finlandia. Kayunya dibuat menjadi panel dan balok tugas berat di Eropa sebelum dikirim ke Singapura. ***
Editor/Sumber: Riky/Detik