Sebut Cak Ando, generasi Z dominan mengandrungi pendidikan leaning be doing. Pendidikan eskperimen di lapangan. Bukan hanya di bangku yang tidak interaktif. Guru hanya beri materi pelajaran dan selesai jam belajar. ‘’Yang dikejar point saja untuk terima tambahan gaji. Atau sertifikasi,’’ ujarnya pedas.
Palu, usulnya segera instrospeksi sebelum lebih parah kerusakan mental dan gagal mendeteksi metode belajar mengajar yang tepat usia generasi inovatif dan keterampilan kritis serta literasi digital. ‘’Panggil itu dinas terkait. Minta membaca fenomena geng motor anak usia sekolah dan mencari solusi pengurai problem dasarnya. Kalau tidak sanggup diganti kadisnya,’’ tandas Andono yang juga Tenaga Ahli Gubernur bidang komunikasi publik itu.
Usia generasi Z dominan di SMP dan SMU sederajat. Usia ini dikenal sebagai generasi sangat inovatif dan kreatif, dan cenderung menggunakan pola-pola baru yang simple, mudah, cepat dan easy access dalam semua kegiatannya. ‘’Apakah dinas terkait memahami tantangan itu dan menyesuaikan pola pembelajarannya? Wali kota bisa tanya pejabatnya,’’ celetuknya.
Selain itu Pemkot juga melakukan kolaborasi pencegahan dengan pihak kepolisian, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda dan tokoh perempuan. Semua diajak duduk dan memecahkan problem kota yang sedang negatif viral. ‘’Apakah perlu pendidikan leaning be doing keagamaan, atau pendidikan etik dan moral, atau apapun,’’ tambahnya. ***