Morowali,– Masih mengenakan seragam berwarna putih biru, Fakhri dan Kenzo memunguti gelas-gelas kemasan sisa minuman yang berserak acak di halaman sekolahnya. Di bawah sinar matahari sore, kedua siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bahodopi ini, penuh semangat mencari botol kemasan plastik hingga ke parit depan ruang kelas mereka.
Setelah terkumpul banyak, wadah plastik sisa minuman kemasan itu mereka masukkan dalam satu karung putih besar. Fakhri menceritakan, nantinya sampah botol dan gelas plastik wadah minuman diserahkan kepada guru mereka setiap hari Sabtu sebagai tambahan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia.
“Pengin dapat uang dan ditabung,” kata Fakhri, saat dijumpai di halaman belakang sekolahnya beberapa waktu lalu.
Aktivitas yang dilakukan Fakhri dan Kenzo ini, merupakan bagian dari keterlibatan pihak sekolah di Kecamatan Bahodopi untuk memberantas sampah di wilayah itu. Timbulan sampah yang berserakan di jalan permukiman warga masih menjadi problem sosial di Kecamatan Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah.
Kondisi ini kemudian mencetuskan ide bagi Wayan Srianiawantini, seorang guru mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 4 Bahodopi. Perempuan kelahiran Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara ini membuat program pengumpulan sampah khususnya berbahan plastik dengan melibatkan para siswa didiknya.
“Para siswa yang terlibat dalam program pengumpulan sampah plastik ini akan mendapat tambahan nilai di rapornya nanti semacam ekstra kurikuler,” kata Wayan.