Saat Para Bocil Diajak Peduli Sampah

  • Whatsapp
Para siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bahodopi mengumpulkan sampah plastik bekas wadah minuman kemasan di lingkungan sekolahnya.

Wayan bercerita, ide awal membuat program ini adalah ketika pihaknya banyak terlibat diskusi dengan tim CSR PT IMIP terkait timbulan sampah di Kecamatan Bahodopi yang semakin banyak seiring terus bertambahnya warga pendatang di daerah itu. Dari diskusi itu, lalu tercetus ide bagaimana membangun kesadaran warga Bahodopi akan pentingnya menjaga dan mengendalikan sampah.

Didukung pimpinan di sekolah tempatnya mengajar serta sejumlah guru, Wayan lalu membuat program Gerakan Peduli Sampah Sejak Dini untuk membentuk kebiasaan baru masyarakat. Gerakan ini, menyasar para siswa didik di sekolahnya sebagai percontohannya.

Dalam program itu, siswa kelas VII SMPN 4 Bahodopi diminta menerapkan pungut dan pilah sampah secara mandiri. Wayan mantap mewajibkan anak didiknya mulai menerapkan kebiasaan keterampilan memungut sampah plastik sebagai poin pembelajaran.

Bahkan, Wayan memasukkan aktivitas memungut dan memilah sampah sebagai poin penilaian keterampilan mengacu standar Kurikulum Merdeka. Dua di antaranya ialah “Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa” dan “Berakhlak mulia”.

Wayan menuturkan, selama ini siswa cenderung tak peduli. Kesadaran untuk memungut sampah dan membuang pada tempatnya masih rendah. Alih-alih membersihkan sampah yang berserakan di sekitar ruang kelasnya, mereka kerap membiarkan sampah hingga bertumpuk di sudut-sudut sekolah. Wayan pun merasa susah payah berulang kali mengingatkan murid-muridnya itu.

Lewat program edukasi dan sosialisasi dari tim CSR PT IMIP, pemahaman itu dapat tersampaikan kepada para siswa secara jelas dan menarik. Kegiatan edukasi ini difasilitasi oleh tim CSR PT IMIP bersama Pegiat Lingkungan Bahodopi, Gondrong Morowali, dan Solidaritas Anak Rantau Morowali.

Berita terkait