Peran Saeed Borji
Saeed Borji, seorang ahli bahan peledak dan logam dari Universitas Malek Ashtar, yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan, telah berperan penting dalam program senjata nuklir Teheran. Selama beberapa waktu, ia beroperasi dengan kedok perusahaan bernama Azar Afrouz Saeed Engineering Company, yang mengklaim memproduksi tangki bulat untuk industri petrokimia.
Ketika Mossad mencuri dokumen nuklir Iran pada tahun 2018, Teheran menyadari bahwa situs Abadeh telah terekspos dan segera menghancurkannya, sebagaimana dikonfirmasi oleh citra satelit.
Menurut informasi eksklusif yang diperoleh Iran International, Saeed Borji baru-baru ini melanjutkan aktivitasnya di bawah naungan perusahaan bernama Arvin Kimia Abzar, yang mengklaim terlibat dalam industri petrokimia.
Pada September 2022, Borji mengalihkan sebagian sahamnya di perusahaan ini ke Pusat Pertumbuhan Unit Teknologi Pertahanan Canggih, yang berafiliasi dengan SPND.
Rekannya, Akbar Motallebizadeh, yang sebelumnya menjabat sebagai penasihat Mohsen Fakhrizadeh dan kepala kelompok “Shahid Karimi” SPND, juga memainkan peran penting dalam kegiatan ini. Baik Saeed Borji maupun Motallebizadeh, yang saat ini berada di bawah sanksi AS, mengawasi pengembangan detonator nuklir di bawah pengawasan Jenderal Reza Mozaffarinia.
Mozaffarinia, mantan presiden Universitas Malek Ashtar dan mantan wakil penelitian industri di Kementerian Pertahanan, telah menjadi penerus Mohsen Fakhrizadeh di SPND selama tiga tahun terakhir. Ia telah menjadi bagian dari program senjata nuklir Iran selama bertahun-tahun.
Sebuah sumber informasi di Kementerian Pertahanan mengatakan kepada Iran International bahwa pembentukan organisasi SPND yang independen dengan anggaran sendiri dan tanpa pengawasan merupakan bagian penting dari program senjata nuklir Republik Islam.