KENAPA Pasti itu pertama kali terlontar. Ya tentu soal sebuah kebanggaan. Sebuah wujud kerja keras, niat tulus, kekompakkan. Bahkan badai hinaan dan cacian kaum pesimistis. Semua sekarang Saya Menjadi Bangga Warga Sulawesi Tengah
Adalah Hasil PON XXI Aceh Sumatera Utara. Sejak persiapan hingga keberangkat para Tadulako membawa semangat perjuangan sportifitas penuh dinamika. Memang sangat dramatis. Penuh intrik. Penuh sorotan. Bahkan desakan politis. Tapi semua gelombang besar hanya ditaklukan oleh pelaut yang ulung di lautan samudera.
Duet Rusdy Mastura – Ma’mun Amir meletakkan pondasi saya bangga anak sulawesi tengah jutaaan ukiran sejarah ditorehkan. Detik – detik hajatan rotasi kepemimpinan Sulteng pun keduanya masih berjibaku membela harum nama daerah di Negeri Serambi Makkah.
Duet Cudy – Ma’mun bagai sisi mata uang. Melengkapi. Menyempurnakan. Satu sama lain saling menghormati. Itulah watak Tadulako. Tiga tahun alam semesta menuntun keduanya. Puncak torehan prestasi diujung tiga tahun memimpin negeri Seribu Megalit, membuat kami, kaum Gen Z membusungkan dada, Kami Bangga Anak Sulawesi Tengah
Sejak berdiri menjadi Provinsi Sulawesi Tengah di Republik Indonesia, kali ini pantas kita sejajar dengan provinsi lain. Bukan sekedar sejajar dengan saudara kita se Sulawesi. Bahkan kami sudah sejajar dengan Jawa soal Animo Investasi Luar Negeri. Tri wulan Kedua data Kementerian Investasi, dalam keterangan persnya setelah Jawa Barat.
Meroket pendapatan asli daerah Rp 2,2 triliun di pertengahan capaian 2024. Menepati komitmen bantuan tunai ke warga miskin Rp 1 juta/KK setiap tahun Rp94 miliar. Membangun infrastruktur jalan provinsi 12 ruas atau 87 KM (data BPS Sulteng). ‘’Tabe mangge Cudy – Ma’mun kami bangga jadi anak Sulawesi Tengah’’
Kini, duta Tadulako pulang dari Aceh mempersembahkan 35 medali pulang tidak hanya rasa bangga. Tapi rasa haru dan air mata syukur. 8 medali emas, 7 perak, dan 20 medali perunggu. Kalian wajar membawa semangat Pakaroso !!