Dengan kepemimpinan yang begitu bobrok. Menunjukan bagaimana model sepakbola yang sangat parah. Mari kita nyatakan kekecewaan kita bersama menyatakan keberatan atas pertandingan tersebut,” tandasnya. Hadianto Rasyid juga mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada tim sepakbola Sulawesi Tengah, atas perjuangan yang begitu gigih dalam PON XXI Aceh-Sumut.
“Mari masyarakat Sulawesi Tengah kita beramai-ramai melalui media sosial, dan media apa saja untuk menyatakan kekecewaan atas pertandingan yang kita saksikan pada malam hari ini. Jikalau memang keinginan untuk memberikan medali emas kepada siapa, maka berikanlah. Tidak perlu lagi lakukan pertandingan. Karena pertandingan berikutnya, sudah tidak memiliki nilai dan tidak memiliki harga diri. Saya Ketua PSSI Sulawesi Tengah mewakili masyarakat menyatakan kekecewaan atas pertandingan malam hari ini,” pungkasnya.
Untuk diketahui, wasit yang memimpin pertandingan, Eko Agus Sugiarto (Sumatera Selatan) menunjukan sikap tidak profesional dalam memimpin laga antara tuan rumah. Dimana dalam keputusannya, sangat merugikan tim tamu.
Diantaranya menghadiahkan tendangan finalti kepada tim sepakbola Aceh, dan beberapa keputusan yang sangat kontroversial.
Sehingga salah seorang pemain Sulawesi Tengah, dengan nomor punggung 15 (Rizky Saputra) meluapkan kemarahannya dengan menghadiahkan Bogeman mentah kepada wasit. Sehingga wasit tersebut harus dibawa ke luar lapangan menggunakan mobil ambulans.
Pada menit ke 125, Aceh berhasil menyamakan kedudukan 1-1 atas tendangan pinalti yang diberikan oleh wasit pengganti.
Skor bertahan 1-1. Namun tim sepakbola Sulteng memilih untuk “walk out”. Sementara tiga pemain Sulteng Mohamad Akbar, Wahyu Poru, dan Rizky Saputra mendapatkan kartu merah dalam laga tersebut. Sebelumnya, pada babak pertama tim sepakbola Sulawesi Tengah, mengungguli tuan rumah 0-1.