Apa Itu Hilal dan Hisab? Dua Metode Penentuan Awal Ramadan di Indonesia

  • Whatsapp
Dalam menentukan awal Ramadan, selain menggunakan metode rukyatul hilal (pengamatan), dilakukan juga metode hisab (perhitungan). Apa perbedaan keduanya? Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA

Jakarta,- Dalam menentukan awal Ramadan, selain menggunakan metode rukyatul hilal (pengamatan), dilakukan juga metode hisab (perhitungan). Semua sesuai kaidah ilmiah, namun apa perbedaan keduanya?

Rukyatul hilal adalah melakukan pengamatan ketampakan hilal atau Bulan sabit saat Matahari terbenam menjelang awal bulan pada kalender Hijriah.

Sedangkan hisab dapat diartikan dengan perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi Bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.

Lalu, metode manakah yang lebih akurat? Rukyatul hilal atau hisab? Seperti pernah dijelaskan Prof Dr Thomas Djamaluddin, MSc, ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kedudukan rukyat dan hisab setara, bisa saling menggantikan atau saling melengkapi.

“Tanda-tanda awal bulan yang berupa hilal bisa dilihat dengan mata (rukyat) dan bisa juga dihitung (hisab) berdasarkan rumusan keteraturan fase-fase Bulan dan data-data rukyat sebelumnya tentang kemungkinan hilal bisa dirukyat,” jelasnya di akun Instagram @pussainsa_lapanbeberapa waktu silam.

Disebutkan Prof Djamal, baik rukyatul hilal maupun hisab, sesungguhnya sifatnya menduga-duga. Jadi, tidak ada yang pasti dan masing-masing memiliki kekuatan serta kelemahan.

“Rukyat pada prinsipnya kita melihat. Tapi pada kenyataannya (hilal) sangat tipis dan bisa jadi ada cahaya lain. Yakin tidak? Makanya perukyat itu akan disumpah yakin tidak yang dilihat hilal?” urainya.

Demikian juga dengan metode hisab. Menurut angka perhitungannya memang akurat, tapi untuk menentukan apakah sudah masuk tanggal awal bulan baru atau belum, harus menggunakan kriteria.

Berita terkait