Menurut Karmijo, akibat masalah tanggul, pintu air dan pendangkalan sungai, setiap tahun di wilayahnya terendam banjir. Ia berharap pemerintah segera turun tangan membenahi masalah banjir di desanya.
“Harapannya segera ditangani pintu-pintu air dan parit agar air lancar dan petani bisa tanam lagi,” kata Karmijo.
Sumino kepala Desa Bakurejo mengamini penyebab banjir di desanya yang merendam belasan hektar sawah. Menurutnya, pembuatan pintu air kurang efisien sehingga kurang terpakai oleh para petani.
“Banjir terjadi karena tanggul yang kurang permanen. Yang keduanya pintu air kurang terpakai untuk masyarakat tani,” kata Sumino.
Sumino khawatir, jika keadaan ini dibiarkan, desa-desa lain di sekitar Desa Bakurejo juga akan terdampak banjir.
“Banjir bisa merembet termasuk ke Desa Trimulyo, Rowodadi dan Bendungan. Kalau musim seperti ini pasti kerugiannya banyak,” kata Sumino.
Akibat banjir yang melanda desanya, Sumino mengaku mengalami kerugian puluhan juta.
“Puluhan juta iya mas, termasuk tenaga, traktor tenaga yang menanam termasuk pupuk juga,” kata Kades.
“Harapan saya untuk pemerintah yang di atas untuk penanggulangan banjir mohon tanggul Kali Lereng yang didaerah Grabag dimaksimalkan dan pintu airnya. Agar perekonomian lancar dan tidak segan untuk bayar PBB (pajak bumi dan bangunan) nya mas,” tutup Kades (P24-bayu). ***
Sumber: purworejo24.com