Kenyataan Pahit Krisis Iklim
“Kebakaran hutan ini sekali lagi telah mengungkap kenyataan pahit krisis iklim yang tidak seperti apa pun yang pernah kita alami sebelumnya,” kata Lee. “Daerah yang terkena dampak hanya mengalami setengah dari curah hujan rata-rata, ditambah dengan angin kencang yang tidak biasa, yang telah secara drastis mempercepat penyebaran api dan mengintensifkan kerusakan,” ujarnya.
Yeh Sang-Wook, profesor klimatologi di Universitas Hanyang Seoul, mengatakan kepada AFP bahwa kurangnya curah hujan telah mengeringkan lahan yang menciptakan kondisi yang mendukung terjadinya kebakaran hutan. “Ini dapat dilihat sebagai salah satu penyebab mendasar,” katanya.
“Kita tidak dapat mengatakan bahwa ini hanya karena perubahan iklim, tetapi perubahan iklim secara langsung (dan) tidak langsung memengaruhi perubahan yang kita alami sekarang. Ini adalah fakta yang nyata,” paparnya.
Dampak krisis demografi Korea Selatan juga terlihat jelas—negara ini dikenal dengan masyarakat yang sangat tua, dengan salah satu tingkat kelahiran terendah di dunia.
“Sangat mengkhawatirkan bahwa banyak korban adalah warga lanjut usia, termasuk pasien di rumah sakit perawatan,” kata Penjabat Presiden Han Duck-soo, saat ia memerintahkan menteri dalam negeri negara itu untuk pindah ke daerah yang terkena dampak untuk mengawasi upaya bantuan.
Hujan diperkirakan turun pada Kamis malam, yang berpotensi memberi pihak berwenang waktu yang sangat dibutuhkan untuk memadamkan api.