Menteri BKKBN Soroti Fenomena Fatherless: 80 Persen Anak Indonesia Tumbuh Tanpa Peran Aktif Ayah

  • Whatsapp

Sumber : CNBC Indonesia

Jakarta- Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait fenomena fatherless yang kini meluas di Indonesia.

Menurutnya, sekitar 80 persen anak-anak di Tanah Air tumbuh tanpa kehadiran aktif sosok ayah dalam kehidupan sehari-hari mereka.

“Hari ini anak-anak kehilangan figur ayah. Sekitar 80 persen anak lebih dekat dengan ibunya. Ayah hanya hadir saat bayar SPP, uang saku, atau uang kos. Di luar itu, tidak ada,” ujar Wihaji, dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (8/5/2025).

Ia menilai kondisi ini sangat tidak ideal, karena peran ayah yang selama ini lebih dikenal sebagai pencari nafkah justru menjadi hambatan dalam pengasuhan emosional dan pembentukan karakter anak.

Lebih jauh, Wihaji menegaskan bahwa dampak dari ketidakhadiran ayah dalam pengasuhan bisa sangat serius. “Kalau tidak hati-hati, anak bisa menjadi strawberry generation tampak kuat di luar tapi rapuh di dalam.

Selain itu, juga berdampak pada kemampuan kepemimpinan anak di masa depan,” jelasnya.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa fatherless berpengaruh negatif terhadap perkembangan emosional, psikologis, dan akademik anak.

Anak-anak yang tidak mendapat perhatian dan kedekatan emosional dari ayah cenderung mengalami masalah perilaku, kesulitan dalam relasi sosial, hingga kepercayaan diri yang rendah.

Sebaliknya, studi di Inggris menunjukkan bahwa anak-anak yang diasuh oleh kedua orang tua ayah dan ibu tumbuh lebih cerdas dan stabil secara emosional.

Ini menegaskan pentingnya kehadiran ayah bukan hanya dalam hal finansial, tetapi juga dalam mendampingi tumbuh kembang anak.

Wihaji pun mengajak para ayah untuk lebih hadir dalam kehidupan keluarga.
“Anak-anak kita bukan hanya butuh uang, tapi butuh pelukan, komunikasi, dan keterlibatan nyata dari figur ayah,” pungkasnya.

Berita terkait