Sumber : bbc Indonesia
PAPUA- UNICEF mencatat bahwa dua dari sepuluh remaja perempuan di Indonesia tidak masuk sekolah saat menstruasi. Namun di Papua, kondisinya jauh lebih mengkhawatirkan.
Riset 2024 menunjukkan lebih dari 60% remaja perempuan di wilayah ini absen sekolah selama periode menstruasi, terutama karena takut mengalami kebocoran, minimnya akses pembalut, serta rasa tidak nyaman akibat fasilitas sanitasi yang buruk dan stigma sosial.
Di tengah persoalan tersebut, seorang pria asal Papua bernama Demianus Dike, yang dijuluki “manusia pembalut”, muncul sebagai sosok pelopor.
Ia aktif mengedukasi remaja tentang pentingnya manajemen kesehatan dan kebersihan menstruasi (MKM), termasuk mengajarkan cara membuat pembalut kain yang dapat digunakan ulang.