Demikian juga kebenaran dalam tinjauan perspektif agama atau religi. Sebuah kebenaran tertulis di kitab suci. Kebenaran yang berkaitan dengan hal kebaikan, yang diperintahkan dan diwajibkan. Kebenaran yang hakiki.
Di era sekarang, dengan revolusi tehnologi digital muncul yang namanya ‘Kebenaran Baru’ Apa itu?
Sebuah kebenaran baru tanpa otoritas kenyataan. Fakta atau peristiwa. Tidak perlu kebenaran yang diakui secara teoritik akademisi atau pun kebenaran bersumber dari kita suci.
Kebenaran baru itu, di era revolusi digital adalah kebenaran yang diproduksi dari framing. Kebenaran baru bukan kebenaran sebenarnya. Tapi karena berulang-ulang diyakinkan bahwa hal itu benar dengan rekayasa yang masif, dengan branding influencer, buzzer, dan rekayasa sosial media, maka publik akhirnya mengakui.
‘Kebenaran baru’ tidak butuh fakta yang otentik. Tidak butuh data yang orsinil. Bahkan tidak butuh menjadi sebuah kebenaran karena dukungan kajian akademik dan intelektual. Termasuk kebenaran bersumber kitab suci.