Bisa Tidak Anies Keluar dari Oligarki?

  • Whatsapp
banner 728x90

Oleh : Andono Wibisono (praktisi media)

PASCA Anies Baswedan ditetapkan sebagai bakal calon presiden Partai Nasdem gemuruh pendukung Anies bermunculan. Relawan dan simpatisan mendeklarasikan. Beberapa media digital menjadikan santapan headline.

Di sisi lain, fakta buram ratusan nyawa hilang akibat pertandingan sepakbola Arema vs Persebaya nyaris hanya menjadi second news di media digital. Lebih rame traffic berita Anies di beberapa media online.

Tulisan ini tidak ingin terjebak diskursus politik identitas, Jawa bukan Jawa, atau bukan Indonesia asli dan seterusnya. Tetapi, bagaimana desain politik Indonesia mesti lebih maju dan diarahkan kepada tujuan Indonesia negara demokrasi yang adil dan makmur.

Bisakah Anies demikian. Apa itu? Kelak bila menjadi presiden tidak terjebak pada kaum oligarki yang kini 80 persen menguasai ekonomi dan politik Indonesia.

Data santana milik Mardigu menyebut bahwa, GDP Indonesia adalah 16 ribu triliun. 2700 triliunnya APBN RI. Berarti, ada 13,300 ribu triliun dikuasai swasta. Swasta sendiri kita bisa bedakan dua. Swasta UMKM dan kaum Oligar. Kata Mardigu, ada 13,300 ribu trilun itu, 80 persennya atau 10 ribu triliun dikuasai oligarki. Berarti hanya 20 persen atau 3,3 ribu triliun saja jadi rebutan UKM dan lain-lain.

Indonesia saat ini ada dalam dua sumbu ekonomi besar nyata. Yaitu, ada bentuk sosialis yang elitis, dan kapitalis yang elitis. Saya sependapat bila kapitalis elitis itu wujudnya disebut kaum Oligar di Indonesia. Sedangkan sosialis elitis itu BUMN kita. Aset BUMN kita kan paling 5000 triliunan.

Kembali ke Anies. Apakah ia, dengan potret wajah Indonesia seperti sekarang ini kita butuh pemimpin seperti Anies? Apakah juga nanti Anies tak mampu dengan para oligar. Bukan saya anti oligarki, tapi setidaknya RI 01 hasil 2014 mampu menekan 80 persen itu setidaknya menjadi 50 persen menuju Indonesia adil dan makmur.

Saya memahami bahwa untuk jadi presiden di Indonesia mesti ada dana 1.000 triliun minimal. Mengingat luas dan jarak Indonesia sebagai negara kepulauan. Tak cukup hanya helikopter. Tapi setidaknya telah ada yang mengaransi bisa dipakai pesawat jet pribadi untuk wara wiri kampanye dari Jayapura ke Makassar. Atau dari Makassar sorenya mesti di Pontianak Kalimantan dan seterusnya dan seterusnya. Berapa mesti budget sewa pesawat pribadi itu? Belum rombongan Jurkam dan parpol koalisi. Sudahlah harus ada cuan kan gitu.

Pertanyaan kritis saya, bisakah nanti kelak menjadi presiden RI Anies Baswedan dapat keluar dari Oligarki. Dan benar – benar kembali menegakkan UUD 1945 pasal 33? Atau setidaknya posisi lebih lunak, yaitu mampu mensejajarkan oligarki dan BUMN serta UKM Indonesia?

Selamat menikmati liburan Minggu, 09 Oktober 2022 dan Maulid baginda Rosululloh SAW, manusia agung yang melahirkan konsepsi bernegara yang madani, konsep ekonomi yang syar’i (seimbang) dan konsep kemaslahatan umat manusia. Muhammad membawa perubahan dunia. ***

Berita terkait