Pemprov Sulsel Studi Tiru Kelola Proyek Tahun Jamak ke Sulteng Atas Rekomendasi KPK RI

  • Whatsapp

SULTENG – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dinilai sukses menerapkan tata kelola manajemen proyek tahun jamak (multi years) beberapa tahun terakhir. Penerapan skema tahun jamak dilakukan Pemprov Sulteng pasca bencana alam 2018 lalu, guna percepatan penaggulangan bencana. Baik pembangunan infrastruktur jalan dan permukiman.

Sukses itu, membawa Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan studi tiru. Utamanya, dari perencanaan, penganggaran sampai pelaksana serta monitoring evaluasi. Kamis (27/11/2015””25) tim benchmarking Pemprov Sulsel diterima di Ruang Polibu, gubernuran Sulteng.

Rombongan diterima Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Sulawesi Tengah, Dr. Fahrudin Yambas didampingi sejumlah pimpinan perangkat daerah, antara lain : Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang, Dr. Ir. Faidul Keteng, S.T., M.Si., M.T.,Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Dr. Andi Ruly Djanggola, S.E., M.Si.,Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Muchsin Pakaya, SE, M.Si, Irbansus Inspektorat Fitri Mastura, Sekdis Perkimtan Irwan.

Sedangkan Tim benchmarking Pemprov Sulsel dipimpin Inspektur Inspektorat Marwan Mansyur bersama Kadis Bina Marga dan Bina Konstruksi Ir. Andi Ihsan, ST., MM, Inspektur Pembantu Wil III Ir. H. Amiruddin, MT., CFrA., CRMP, Misnayanti, ST., MT (Plt. Kabid SDA), Amril Habibuddin, ST., SE., MM (kasubag program dinas SDA, CK, TR), Ahmad Wildani (Kasi Bid. Jalan DBMBK), Ira Ekawati (Kepala Seksi Kerjasama dan Kesehatan Rujukan).

Sulawesi Tengah menjadi salah satu daerah yang direkomendasikan KPK sebagai lokus studi karena telah menuntaskan sejumlah proyek strategis menggunakan skema multi years. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Pembangunan Masjid Raya Baitul Khairat di Jln W.R Supratman Palu, dulunya dikenal sebagai Masjid Agung Darussalam yang hancur setelah diguncang gempa 7,7 SR pada September 2018.

Proyek pembangunan masjid tersebut, kata Asisten Fahrudin, melalui proses panjang sejak sayembara desain pada 2020, penyusunan DED pada 2021, hingga pelaksanaan konstruksi 2023–2025.

“Proyek ini melibatkan banyak pihak, termasuk Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, Polda Sulawesi Tengah, serta akademisi Universitas Tadulako,” ujarnya. Masjid Raya Baitul Khairat kini mampu menampung sekitar 10.000 jamaah, terdiri dari 8.000 jamaah laki-laki dan 2.000 perempuan.

“Salat Jum’at perdana akan digelar besok (28 November 2025), disusul tabligh akbar dan peresmian masjid raya pada 4 Desember 2025,” pungkasnya.

Marwan Mansyur, menyampaikan apresiasi atas penyambutan dan kesediaan Pemprov Sulteng berbagi pengalaman. Ia mengungkapkan bahwa Sulsel merancang paket pekerjaan multi years dengan pagu anggaran mencapai Rp3,7 triliun.

Paket tersebut mencakup pembangunan jalan, irigasi, serta rumah sakit regional. ‘’Kami mendapat arahan dari KPK agar mempelajari pelaksanaan proyek multi years di Sulawesi Tengah sebagai referensi,” ungkapnya.

Ia pun berharap koordinasi antar kedua pemerintah provinsi dapat berlanjut sehingga pengalaman dan praktik terbaik dalam perencanaan, penganggaran, hingga pengawasan dapat diterapkan di Sulawesi Selatan. “Kami berharap dukungan dan keterbukaan informasi dari Sulawesi Tengah,”tutupnya.

Kunjungan benchmarking diakhiri dengan sesi pemaparan teknis dan diskusi mendalam mengenai manajemen risiko, administrasi, mekanisme pengadaan, serta pola koordinasi antar instansi dalam proyek infrastruktur strategis. ***

Berita terkait