SEJUMLAH Permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru yang mengajar di desa terpencil, mendapat respon positif dari anggota legislatif Poso. Dalam momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 2 Mei 2017 kemarin, anggota legislatif Mariones Biralino, mengingatkan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Poso, untuk mengawal proses pengajuan usulan tunjangan guru, kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bukan apa-apa, kata pensiunan guru PAUD itu, keberadaan mereka sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat ini, apalagi dengan kondisi daerah yang masih sedang menata perekonomian.
“Jadi kami ini mendapat banyak keluhan dari mereka, tapi kami jelaskan kepada mereka, sebagai pahlawan tanpa tanda jasa anda harus sabar, pemerintah tidak diam, saya sendiri selaku anggota legislatif ikut mengawalnya,’’ urai Mariones yang ditemui Kaili Post, dua hari lalu di rumah kediamannya.
Jumlah guru yang selama ini tercatat sebagai penerima tunjangan khusus guru daerah tertinggal berkisar 500-orang. “Kalau tidak salah, sejak April 2016 lalu, mereka tidak lagi menerima tunjangan khusus, jadi setelah kami koordinasi ke dinas terkait, mereka merespon saran kami”, tambah Mariones.
Informasi yang dihimpun di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Poso menyebutkan, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, John Yus Madoli, telah mengusulkan kembali nama-nama penerima Tunjangan Daerah Khusus (TDK) kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam surat tertanggal 05 Maret 2017 itu, juga melampirkan Keputusan Bupati Poso, tertanggal 9 Februari 2017, tentang penetapan sekolah atau satuan pendidikan yang berdomisili di daerah khusus, dalam wilayah Kabupaten Poso, periode 2017-2018. **
Reporter/editor: Darwis waru