GUBERNUR Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengigatkan kepada para Kepala SMA maupun SMK untuk memahami tugas, fungsi dan tanggung jawab pada yang dipercayakan oleh pemerintah. Hal itu ia kemukakan saat upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sekaligus pelantikan Kepala SMA/SMK se-Sulteng di halaman kantor Gubernur, Selasa (2/5/2017).
“Saya tegaskan adalah disiplin yang memiliki kedudukan yang penting dalam keberhasilan kerja,” tandasnya.
Selain itu pinta Gubernur Longki, para kepala sekolah diminta bekerjasama dan menjaga kewibawaan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dengan membangun hubungan yang harmonis di wilayah tempat bertugas. Diharapkan, kiranya senantiasa memelihara dan menciptakan iklim yang kondusif khsususnya proses belajar mengajar. Ia mengatakan, bila hal tersebut diterapkan, maka peningkatan mutu sekolah akan tercapai yang bermuara pada peningkatan kualitas anak didik, hingga akhirnya bertujuan menjadikan Sulteng maju, mandiri dan berdaya saing di bidang pendidikan.
Menurutnya, akumulasi dari pemahaman tugas, fungsi dan tanggungjawab serta kedisiplinan tersebut yang akan membentuk menjadi aparatur sekaligus pendidik yang berkualitas. Gubernur Longki yakin, apabila kondisi ini telah terbentuk dan terpatri dalam diri masing – masing, maka dimana pun ditempatkan tetap akan dapat berperan dengan baik dan seberat apapun tugas yang dibebankan maka dapat diselesaikan.
“Inya Allah akan dapat diselesaikan dengan baik pula. Di sinilah letak hakiki dari pengabdian kita sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), yakni sabagai abdi negara dan abdi masyarakat,” tuutur Gubernur Longki.
Secara khsusus, mantan Bupati Parigi Moutong dua periode yang juga ketua DPD Partai Gerindra Sulteng ini mengingatkan akan konsekwensi sumpah dan janji yang sudah diucapkan kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa di hadapan para undangan.
“Sumpah ini akan terus mengikat saudara dimana saudara di tempatkan dan anda harus mempertanggungjawabkan sumpah itu kelak kepada Sang Khaliq,” imbuhnya.
Namun demikian lanjutnya, harus diakui di era yang menuntut perubahan paradigma pelayanan ini masih ada sebagian personil PNS yang masih setia mengenakan atribut pelayan gaya lama. Praktik-praktik korupsi mental yang tercermin dari penggunaan jam kerja yang tak sesuai aturan serta filosofi pelayan gaya lama yang lebih menekankan kepuasan pemberi layanan daripada yang diberi layanan. Dimana hal itu masih sering dilakukan oleh PNS.**
Reporter: Mahbub/tmg