POLITIK Tanpa mahar bukanlah suatu jawaban untuk pencalonan wakil gubernur (Cawagub) Sulawesi Tengah, sebab hingga saat ini Hidayat yang menjadi salah satu kandidat kuat sebagai Cawagub belum mendapatkan rekomendasi dari Partai Amanat Nasional (PAN). Finalisasi partai pengusung itu tidak lain adalah mahar.
Menurut beberapa pengamat politik Sulteng, katanya politik tidak bisa dipisahkan dengan uang apalagi saat ini Hidayat dan Zainal Daud adalah kandidat Cawagub yang tidak mengikuti pertarungan yang membuang keringat. Olehnya, ketika mereka menginginkan rekomendasi itu mahar partai harus dibayar, Senin (1/05/2017).
Kaili Post beberapa waktu lalu mengkonfirmasi Cawagub Hidayat jawabannya masi tetap sama. “Sementara menunggu rekomendasi,” singkatnya. Sementara PAN Sulteng yang ngotot tetap mengusulkan
ketua, Oskar Paudi hanyalah sebuah langkah taktis agar ada yang mempersoalkan Cawagub tersebut.
Agar tidak begitu jelas permintaan maharnya, PAN Sulteng menyerahkan pengambilan keputusan kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN. Hal tersebut dapat disimak dari pernyataan kader PAN, Suprapto Dg Situru misalkan saat ditanyakan soal rekomendasi Cawagub dirinya menjawab seadanya. “Semuanya kami serahkan kepada DPP PAN, apapun keputusannya kami akan mengikut,” jelas Suprapto Dg Situru beberapa waktu lalu. Dari perkataan tersebut menurut pengamat politik muda, Rizal Sugiarto mengatakan DPW PAN Sulteng tidak mau mengambil resiko sehingga mereka menyerahkan keputusan kepada DPP PAN.
“Jika diamati ada konflik internal yang terjadi di kubuh partai pengusung tersebut, bisa jadi karna persoalan itu DPW PAN Sulteng tidak membantu melobi DPP PAN untuk mengeluarkan rekomendasi,” Jelas Rizal Sugiarto. Katanya, persolan rekomendasi tersebut tidak sulit ketika DPW PAN Sulteng membantu melobi.
Dirinya malah membantah politik tanpa mahar itu dapat terwujut jika petinggi Sulteng menginginkannya. Sederhana jika DPW PAN Sulteng membantu meloloskan rekomendasi, saat ini kita sudah memiliki Wakil Gubernur Sulteng entah itu Hidayat ataukah Zainal Daud.***
Reporter: Dedi rahmat dai