Event Chocolate Fest 2017 Sulteng yang di gelar diatrium Palu Grand Mall pada 5 hingga 7 Mei 2017 itu suda beberapa kali dilaksanakan namun hingga saat ini target yang diinginkan belum tercapai. Event tersebut dilaksanakan tidak lain untuk menarik investor dan memperkenalkan coklat asli asal Sulawesi Tengah.
Pelaksanaan event tersebut dihadiri tiga puluh peserta pelaku UMKM yang terdiri dari masyarakat dan mahasiswa serta sejumlah pengusaha dan tamu undangan lainnya. Hasil olahan industri kakao di sulteng tidak kalah baik dengan kakao di sejumlah daerah di Indonesia.
“Harapan kami dengan adanya kegiatan investor besar mau melakukan investasi khususnya pengelolaan kakao di sulteng,” jelas Subhan Basir, Minggu (7/5/2017). Selain itu dirinya menjelaskan bahwa Sulawesi Tengah saat ini dikenal dengan penghasil bawang saja, harapannya sulteng terkenal lagi bukan hanya produksi bawangnya namun coklatnya juga.
Sejumlah produk coklat yang dipamerkan oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) diantaranya permen coklat, kentang goreng ditaburi dengan coklat, bubuk coklat, lemak dan sejumlah bahan makanan yang terbuat dari coklat. Saat ini ada sejumlah produk coklat yang telah dipasarkan hingga keluar daerah Sulteng, namun masih ada juga produk coklat yang belum layak jual karena belum memiliki izin produksi.
Menurut salah satu pelaku usaha yang juga sebagai kariawan UPT pengembangan produksi industri pangan dan kerajinan daerah, Nurhidayat mengatakan, saat ini mereka masih kewalahan mendapatkan bahan kakao yang berkualitas. Katanya bahan kakao yang berkualitas itu adalah buah kakao yang telah difermentasi.
“Bahan yang telah dilakukan fermentasi jauh lebih baik dibandingkan dengan yang tidak, aroma coklatnya muncul sehingga tidak begitu banyak proses untuk mendapatkan hasil yang baik,” jelas Nurhidayat. Tidak begitu sulit untuk melakukan fermentasi pada buah kakao, katanya cukup didiamkan dalam kotak fermentasi selama empat hari usai di petik, selatah itu di jemur selama sehari.
Prosesi untuk mendapatkan hasil yang maksimal memang cukup menyita waktu, namun hasilnya juga sangat memuaskan dan katanya buah kakao yang difermentasi bernilai jual yang cukup tinggi, sebab aromo coklatnya sangat tajam dan memukau. Hal senada juga di sampaikan kepala dinas UMKM Provinsi Sulteng. Dirinya mengharapkan agar produksi kakao disulteng meningkat, begitu juga pengrajin khususnya pelaku usaha UMKM.
“Kami akan terus melakukan pembinaan terhadap pelaku UMKM agar terus mengembangkan produksi coklat asli daerah di Sulteng,” ucap kepala dinas UMKM. Dirinya juga akan memberikan bantuan kepala pelaku usaha yang ingin mengembangkan usaha tersebut, namun bantuannya tidak lagi dalam bentuk dana tunai tetapi hanya sebatas pelatihan saja.
Dia juga mengatakan, kedepan sulteng tidak lagi menjual kakao dalam bentuk utuh atau bahan mentah tetapi sudah setengah pengelolaan entah dalam bentuk lemak kakao atau dalam bentuk bubuk. Jika investor mau berinvestasi di sulteng bisa dipastikan ekonomi petani kakao akan jauh meningkat.***
Reporter: Dedi Rahmat Dai