PRESIDEN Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Ruas Tol Bawen-Salatiga Senin (25/9/2017) petang yang ditandai dengan penekanan tombol sirine. Ruas Tol Bawen-Salatiga yang digadang-gadang memiliki panorama terindah se-Indonesia dengan latar Gunung Merbabu ini dirancang sepanjang 17,6 kilometer dan merupakan bagian dari Jalan Tol Semarang-Solo dengan total 72,64 kilometer.
Dalam sambutannya Jokowi menekankan bahwa pembangunan infrastruktur harus dipercepat guna meningkatkan mobilitas barang, dan manusia. “Jika mobilitas barang dan orang lebih cepat, maka barang-barang akan lebih murah,” ujar Jokowi. Sekarang, kata dia, harga barang di Indonesia dua hingga dua setengah kali lipat lebih mahal ketimbang di Malaysia dan Singapura.
Untuk itu, Jokowi meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri BUMN Rini Soemarno yang hadir dalam peresmian, bekerja sama menggandeng pemerintah daerah, dan swasta dalam merealisasikan percepatan infrastruktur.
Jokowi manargetkan kedua menteri ini dapat membangun infrastruktur khususnya jalan tol sepanjang 1.200 kilometer dalam lima tahun, terhitung sejak 2014 hingga 2019 mendatang.
Sebelumnya, pada tiga tahun lalu Menteri PUPR hanya menyanggupi dapat membangun jalan tol sepanjang 780 kilometer selama lima tahun.
Sementara negara luar seperti China bisa membangun 4.000 sampai 5.000 kilometer per tahun. “Dulu saat Tol Jagorawi beroperasi 1978, semua orang datang melihat. Negara tetangga meniru manajemen, dan konstruksinya. Tapi sekarang justru kita yang tertinggal,” papar Jokowi.
Ketertinggalan pembangunan infrastruktur kita, menurut dia, karena masalah pembebasan lahan. Sementara teknologi konstruksi yang digunakan, Indonesia tidak kalah canggih.
“Sekarang kuncinya sudah ketemu. Kalau tanah sudah bebas konstruksi mau berapa kilometer pun bisa langsung cepat dicor dan aspal,” cetus Jokowi.
PEMBIAYAAN
Sementara untuk mengatasi kendala pembiayaan, Jokowi meminta pembangunan infrastruktur dikerjakan bersama dengan mencari terobosan-terobosan baru. “Pembangunan dan pembiayaan sering tidak beriringan tapi yang namanya mencari ide dan modal kerja banyak sekali jangan tegantung hanya pinjaman bank,” tukas Jokowi.
Pendanaan bisa dicari melalui kemitraan, penjualan obligasi, atau skema penjualan konsesi terbatas. Jalan tol yang sudah beroperasi bisa dijual kepemilikannya dalam jangka waktu terbatas. Dana yang didapat bisa digunakan lagi untuk investasi dan membangun jalan baru di lokasi berbeda.
Jokowi mencontohkan Jalan Tol Semarang-Solo yang merupakan bagian dari Tol Trams Jawa, dikerjakan oleh konsorsium PT Trans Marga Jateng (TMJ) yang terdiri dari PT Jasa Marga (persero) Tbk dengan kepemilikan 51 persen, Astra Infra 49 persen, dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah dengan kepemilikan 1 persen. Sementara itu Basuki optimistis dapat menyelesaikan target pembangunan jalan tol 1.200 kilometer dalam lima tahun.
Hingga 2017 saja, jalan tol yang sudah terbangun sepanjang 1.096 kilometer. Sementara jika dihitung sampai dua tahun ke depan, jalan tol yang terbangun akan membentang hingga 1.800 kilometer. “Akhir tahun 2018, Trans Jawa harus sudah tersambung,” kata Basuki.**
Sumber: kompasproperti