Palu,- KELANGKAAN si ‘Melon’ 3 Kg akhir-akhir ini di Palu mulai menjadi viral dan topik hangat di beberapa media pemberitaan maupun media sosial. Bagaimana tidak, selain langka, gas elpiji 3 Kg ini juga dibandrol dengan harga yang jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET). Yaitu mulai dari Rp25 ribu hingga tembus Rp30 ribu.
Seharusnya gas elpiji subsidi yang diperuntukan kepada masyarakat ekonomi ke bawah hanya berkisar Rp16 ribu/tabung. Hal ini tidak lepas dari trik para pengecer yang nakal dalam memainkan harga dengan mengambil keuntungan dengan memanfaatkan situasi. Bahkan diduga ada tindak penimbunan.
Sales Executif LPG wilayah Sulteng Bastian Wibowo saat ditemui sejumlah wartawan Senin (4/9/2017) pukul 17.00 Wita di PT Pertamina Unit Pemasaran VII DPPU Mutiara Palu Jalan Abdul Rahman Saleh, menyatakan bahwa kelangkaan gas elpiji 3 Kg yang terjadi di kota Palu saat ini akibat dari permainan dari pengecer dan penimbun. Karena pihak Pertamina sudah memperketat pengawasan terhadap Agen dan pangkalan. Wilayah hukum kami hanya sebatas menyuplai kepada pangkalan, kalau sudah sampai ke pengecer bukan ranah Pertamina lagi, karena prosedur pendistribusian mulai dari Agen hingga pangkalan sudah sesuai standar kelayakan.
Dia juga menambahkan bahwa jumlah personil pertamina terbatas untuk mengawasi para pelaku usaha yang nakal, dan juga luasnya area yang ada di kota Palu sehingga tidak maksimalnya pengawasan. Pihak Pertamina berharap kepada Pemkot agar menindak tegas para pengecer yang dengan sesuka hati mereka mempermainkan harga serta melakukan penimbunan. “Kami berharap agar semua pihak saling bersinergi antara satu dan lainnya untuk menindak tegas terhadap mereka yang melakukan kecurangan, sehingga semuanya bisa kembali normal seperti biasanya,” ungkapnya. **
REPORTER: FIRMANSYAH