POSO,- BAGI MASYARAKAT di Kabupaten Poso, Tentena hanyalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Pamona Puselemba, namun bagi masyarakat yang berada di luar Kabupaten Poso, nama Tentena mewarnai kehidupan di Kecamatan Pamona Puselemba, Jadilah Tentena sebagai nama kota kedua yang ada di Kabupaten Poso yang cukup populer bagi publik, Tentena pun sampai saat ini identik dengan semua Kelurahan yang ada di Kecamatan Pamona Puselemba.
Kini, Tentena telah mengalami banyak perubahan, seiring dengan makin kondusifnya situasi dan kondisi keamanan di wilayah yang sempat menjadi pusat penampungan pengungsi, pasca tragedi kemanusiaan tahun 200-2002 silam. Dari sisi pembangunan fisik, memang masih membutuhkan penataan di sana sini, namun setidaknya geliat ekonomi secara perlahan mulai membaik, para pedagang yang datang dari berbagai arah mulai meramaikan pasar dan pusat-pusat perbelanjaan lainnya.
Menariknya, kota yang merupakan pusat pelayanan Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) ini, kini semakin dinamis dengan makin beragamnya penduduk yang berdomisili di Tentena. Asal tahu saja, hingga saat ini, sedikitnya 200 KK penduduk beragama Islam telah bermukim di Tentena. “Waktu lebaran Idul Adha lalu, kita sempat mendata jamaah terkait dengan pembagian daging kurban, Alhamdulillah, sudah ada sekitar 200-an KK”, kata salah seorang pengurus Masjid Baitullah-Tentena, tiga hari lalu dalam bincang santai dengan Kaili Post, usai shalat Jumat, 8-9/2017 lalu.
Untuk mengantisipasi kemungkinan semakin banyaknya jamaah ke depan, Pengurus Masjid Jami Baitulah yang terletak di Jalan Setia Budi, No.8 Kelurahan Sangele itu, kini sedang membangun masjid baru di belakang masjid yang ada sekarang. “Sebenarnya, kalau melihat kualitas bangunan masjid kita ini masih cukup kuat untuk beberapa tahun ke depan, tapi kan kita berpikir panjang ke depan. Jadi mumpung kita masih punya kelonggaran waktu ya kita mulai saja dengan membangun yang baru, makanya masjid baru kita bangun lebih ke belakang, jadi nanti setelah pembangunannya rampung, masjid sekarang akan dibongkar sehingga halaman parkir masjid lebih luas”, urai Ketua Pembangunan Masjid Muhammadiyah.
Begitulah dinamika Kota Tentena saat ini, membuat suasana kota lebih dinamis dan terbuka bagi pengunjung, sebuah stuasi yang diharapkan bisa membuat pengunjung betah berlama-lama dengan sejumlah penginapan yang siap menerima tamu kapan saja. Dan gayung pun bersambut, Universitas Kristen Tentena (Unkrit), kini sedang melakukan sejumlah terobosan untuk menyiapkan sumber daya manusia pendukung, menuju Tentena sebagai kota Edukasi, Wisata, dan Relegi (SIWAGI). Perlu diketahui bahwa, Unkrit yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan GKST, tak hanya mendidik mahasiswa beragama Kristiani, tapi juga sejumlah mahasiswanya beragama Islam. “Sejak beberapa tahun lalu, kampus kita ini kan sudah diperkenalkan ke dunia luar sebagai kampus perdamaian , jadi tageline kampus perdamaian itu cukup tegas mensyaratkan keberagaman harus tumbuh dalam kampus Unkrit”, kata Rektor Unkrit Ammosius Meringgi, SP.M.Si.
Terpisah Mantan Ketua Sinode GKST, Dr.Yuberlian Padele menyatakan, kehadiran ummat Islam di Tentena, sesungguhnya bukan hal yang baru bagi masyarakat Tentena, karena jauh sebelum tragedi kemanusiaan, jalinan persaudaraan itu telah terbina dengan baik. “Jadi dengan makin banyaknya ummat Islam yang ada di Tentena, merupakan potensi besar bagi kita untuk mewujudkan kota Tentena sebagai salah satu ikon kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Poso”, sebut Lian Padele, yang saat ini sedang menjabat sebagai Ketua STT Tentena.
Diketahui, sampai saat ini telah terdapat satu masjid dan dua mushalla di Tentena sebagai tempat melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah, ketiganya adalah masjid Baitullah, Kelurahan Sangele, mushalla kementrian agama di Kelurahan Pamona, dan sebuah mushalla di Kelurahan Sawidago. **
Reporter/Editor: Darwis Waru