SULTENG,- DINAS Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulawesi Tengah, mengembangkan komitmen kaum ibu untuk menyebarluaskan perdamaian di daerah tersebut. Kepala DP3A Sulawesi Tengah Siti Norma Mardjanu saat menyampaikan sambutan pada pembukaan pelatihan perempuan penggerak perdamaian mengatakan gerakan kaum ibu berkomitmen sebagai penggiat dan penyebar kedamaian di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
“`Mothers for change` adalah penamaan untuk gerakan kaum ibu menyerbarkan perdamaian di lingkungannya, rumah tangga dan sekolah,” ungkap Norma Mardjanu, Selasa. Dia mengatakan budaya kekerasan marak terjadi akhir-akhir ini, baik horizontal maupun vertikal, dengan beragam latar belakang.
Balas dendam karena pertikaian suku, tawuran antarpelajar sempat marak terjadi meskipun kini kelihatannya menurun intensitasnya. Parahnya lagi, kata dia, budaya kekerasan tersebut memasuki wilayah sakral rumah tangga.
KDRT banyak terjadi terhadap anggota keluarga yang berada dalam posisi lemah seperti perempuan, anak-anak dan pembantu. “Ada pula kisah-kisah sedih para istri yang mendapat kekerasan dari suami baik secara fisik, psikis, ekonomi maupun seksual,” katanya.
Selain kekerasan tersebut, urai dia, adanya gerakan radikalisme atas nama agama lewat doktrin-doktrin paham tertentu, turut serta menjadi keprihatinan pemerintah. Ia mengaku bahwa Kementerian PPPA merasa cemas dan prihatian atas situasi dan kondisi bentuk kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini.
Dia menerangkan pendidikan damai bagi kaum ibu menjadi salah satu solusi yang ditawarkan oleh Kementerian PPPA untuk mengkader perempuan penggerak perdamaian. “Pelatihan hari ini merupakan salah satu upaya dan solusi untuk mengakhiri kekerasan yang terjadi baik secara horizontal dan vertikal, dengan maksimalkan peran perempuan,” terangnya.
Sumber: antarasulteng.com