PARMOUT,- POLEMIK kematian Jhon alias Daeng (40) warga Desa Olaya Kabupaten Parigi Mautong Sulteng yang fotonya beredar di medsos, hingga kini menunai berbagai spekulasi di tengah masyarakat. Korban yang juga pelaku berbagai kriminalitas seperti Curanmor, menurut informasi dari kepolisian tewas saat dalam perjalanan kala diringkus dari kediamanya. Korban sempat melompat dari atas jembatan jalur II Pombolawa Selasa (10/10/2017) sekitar pukul 23.30 Wita.
Versi kepolisian demikian kronologinya. Selasa malam sekitar pukul 23.30 Wita anggota tim gabungan Reskrim Polresta Palu dan Parmout melakukan penangkapan terhadap sindikat pelaku Curanmor Jhon alias Daeng di rumahnya, Olaya. Operasi penangkapan itu hasil pengembangan penangkapan sebelumnya terhadap tersangka Curanmor Aco yang dilakukan Posek Palu Barat.
Pada saat selesai memberikan informasi, atau sementara diinstrogasi polisi, korban sempat melarikan diri dan jatuh ke dasar jembatan namun masih dalam keadaan sehat. Namun setelah melakukan pengambilan barang bukti di rumah tersangka penadah Papa Dindi yang tinggal di wilayah Kampal, korban mengeluh sakit dan kemudian dilarikan ke RS Anuntaloko. Namun saat di UGD nyawanya tidak tertolong lagi.
Wakapolda Sulteng Kombes Pol Muh Aris Purnomo dalam keteranganya kepada sejumlah wartawan di RS Bhayangkara Kamis (12/10/2017) pukul 14.00 Wita mengatakan bahwa kejadian ini adalah musibah bagi kita semua. ‘’ Saat ini kami juga masih melakukan pemeriksaan kepada lima orang anggota polisi yang menangani kasus tewasnya sindikat Curanmor termasuk seorang perwira. Namun menurut keterangan, korban yang merupakan tersangka sindikat Curanmor tewas akibat melarikan diri dengan melompat dari atas jembatan yang cukup tinggi.’’ Terang Wakapolda.
Sementara itu Kabid Dokkes Polda Sulteng AKBP Is Arifin menjelaskan kematian korban akibat benturan benda tumpul di wajah, dada, perut, dan anggota gerak. Namun hal tersebut bukan penyebab kematianya. Luka fatal berada pada belakang kepala dan dipunggung, setelah dilakukan outopsi ditemukan adanya pendarahan di jaringan paru-paru, sekitar 50 persen dan pendarah di selaput otak. Yang diakibatkan akselarasi antara benturan dan kecepatan, misalnya jatuh dari ketinggian.
Istri korban, Ny Rosmin yang ditemui Kaili Post saat menunggu outopsi di RS Bhayangkara mengatakan bahwa kejadianya sekitar pukul 24.00 Wita sejumlah polisi menjemput suaminya (korban) karena tersangka kasus. Sekitar pukul 03.00 Wita dini hari dia dihubungi Kepala Desa dan mengabarkan bahwa suaminya telah meninggal akibat melarikan diri dengan melompat dari jembatan, ‘’Kami dari pihak keluarga merasa janggal dengan kematianya. Sedangkan yang jemput suami saya ada sekitar enam orang, dan naik mobil Avanza, mereka juga tidak membawa surat penangkapan untuk suami saya,’’ terangnya.
Menurutnya sekitar belakang, dada dan kepala bagian belakang suaminya membiru, tapi wajahnya hanya ada satu benjolan kecil saja. ‘’Saya ingin kasus ini diproses kalau terbukti mereka bersalah, agar menjadi pembelajaran untuk tidak bertindak sewenang-wenang, walaupun kepada pelaku kriminalitas,’’ harapnya. **
Reporter: Firmansyah