SUMBER,- KETUA Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang juga Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo mengingatkan para politisi untuk tidak menjadikan Pilkada serentak 2018 dan Pemilu tahun 2019 sebagai ajang perebutan kekuasaan semata. Pesta demokrasi rakyat seyogyanya untuk memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia pada umumnya. Uskup Agung Jakarta menyebut setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Pertama, memastikan semua kebijakan yang dikeluarkan demi kepentingan rakyat.
“Artinya kalau bicara tentang tanggung jawab negara seperti DPR (dan pemerintah). Aku undang-undang yang diproduksi oleh DPR itu sungguh-sungguh dibuat demi kebaikan bersama atau atau merupakan pesanan yang berduit?” ujarnya saat konferensi pers di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Senin (25/12).
Kedua, lanjut dia adalah bisnis yang berpegang teguh pada bisnis yang jujur, wajar dan berkeadilan alias fairness. Bisnis yang fairness adalah bisnis yang tidak hanya menguntungkan pribadi, melainkan juga negara.
“Tetapi kenapa kita mengenal kata mafia? Darimana asalnya? Itu artinya ada mafia dan bisnis tidak dijalankan dengan fairness,” sesalnya.
Hal penting ketiga menurut dia adalah masyarakat sendiri yang hidup dengan berpegang teguh pada prinsip dasar negara seperti Pancasila dan UUD 1945. “Jadi bukan hanya politik yang harus diperhatikan. Tapi harus memperhatikan negara, bisnis dan warga. Karena kalau tidak, nanti ada sekongkol atau disebut perselingkuhan antara negara dan bisnis. Jadi kami pasti menyampaikan pesan seperti itu, bukan hanya rebutan jabatan. Tapi semua mesti demi kebaikan bersama, kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia harus dipastikan oleh negara, bisnis dan masyarakat,” ucapnya kembali menegaskan.**
Sumber : rmol.co