TRADISI YANG MASIH TERPELIHARA

  • Whatsapp
banner 728x90
Berburu Madu di Desa Panjoka

Reporter/Editor : Darwis Waru

POSO,- EMBUN Masih bergelantungan di rerumputan, matahari baru saja terbit di ufuk timur, Papa Ito (40) dan kawan-kawan sudah melangkahkan kakinya sejak pagi hari menelusuri hutan belantara,  menyeberangi kawasan Sungai Tomasa, menuju pepohonan tempat bersarang lebah demi mendapatkan madu asli lebah hutan Panjoka. Berbekal sebuah totombu (tas tradisional) di punggung, sebilah parang di pinggang, serta persediaan logistik secukupnya selama seminggu, termasuk perlengkapan masak memasak, para kelompok pemburu madu itu mencoba menekuni pekerjaan turun temurun leluhur mereka untuk mendapatkan madu.

Asal tahu saja, untuk mendapatkan madu dari sarang lebah membutuhkan keberanian dan keahlian tersendiri bagi pemburu madu. Karena itu pula, tidak semua warga yang bermukim di Desa Panjoka, Kecamatan Pamona Utara ini  bisa menekuni pekerjaan berburu madu, selain memiliki tingkat kesulitan tinggi, juga mengundang resiko yang tidak ringan,  termasuk mempertaruhkan nyawa bagi para pemburu madu.

“Ya, pekerjaan ini memang beresiko, selain butuh keberanian dan pengalaman, juga mempertaruhkan nyawa, dan memang sudah ada beberapa orang yang meninggal akibat terjatuh dari atas pohon tak tahan dengan sengatan lebah”, kata Ahmad Yanto Pole, salah seorang pemburu madu dari Desa Panjoka.

BACA  SELENGKAPNYA DI HARIAN KAILI POST…!

Berita terkait