Foto :dr.Taufan Karwur |
KASUS Demam
berdarah dengue (DBD) di Kabupaten
Poso sejak awal hingga akhir Juni 2018 mengalami peningkatan yang signifikan, menyusul curah hujan
tinggi yang melanda daerah tersebut beberapa pekan terakhir. Cuaca yang sering berganti
hujan dan panas mengakibatkan nyamuk demam berdarah aides aegypti cepat
berkembang biak, terutama pada lokasi air yang tergenang.
berdarah dengue (DBD) di Kabupaten
Poso sejak awal hingga akhir Juni 2018 mengalami peningkatan yang signifikan, menyusul curah hujan
tinggi yang melanda daerah tersebut beberapa pekan terakhir. Cuaca yang sering berganti
hujan dan panas mengakibatkan nyamuk demam berdarah aides aegypti cepat
berkembang biak, terutama pada lokasi air yang tergenang.
Kepala Dinas Kesehatan Poso, dr Taufan
Karwur MKes mengakui terjadinya peningkatan kasus DBD di daerahnya. Itu bisa
dilihat jumlah kasus yang ada termasuk yang saat ini sedang dirawat di RSUD
Poso saat ini. Dari
laporan yang diterima Dinkes, tercatat ada 19 pasien penderita DBD yang tengah
dalam perawatan rumah sakit.
Karwur MKes mengakui terjadinya peningkatan kasus DBD di daerahnya. Itu bisa
dilihat jumlah kasus yang ada termasuk yang saat ini sedang dirawat di RSUD
Poso saat ini. Dari
laporan yang diterima Dinkes, tercatat ada 19 pasien penderita DBD yang tengah
dalam perawatan rumah sakit.
”Untuk periode yang sama, kasus kali ini
meningkat tajam dari pada yang terjadi tahun lalu,” jelasnya. Kasus DBD terjadi merata di
tiga wilayah kecamatan. Yakni Poso Kota, Poso Kota Utara, Poso Kota Selatan,
Poso Pesisir, Poso Pesisir Selatan, dan kecamatan Lage. “Dari 19 pasien yang di
rawat di RSUD Poso, empat pasien dari Poso Pesisir dan Poso Pesisir Selatan,
dua pasien dari Lage, dan 13 pasien dari wilayah Poso Kota Bersaudara,”
terangnya.
meningkat tajam dari pada yang terjadi tahun lalu,” jelasnya. Kasus DBD terjadi merata di
tiga wilayah kecamatan. Yakni Poso Kota, Poso Kota Utara, Poso Kota Selatan,
Poso Pesisir, Poso Pesisir Selatan, dan kecamatan Lage. “Dari 19 pasien yang di
rawat di RSUD Poso, empat pasien dari Poso Pesisir dan Poso Pesisir Selatan,
dua pasien dari Lage, dan 13 pasien dari wilayah Poso Kota Bersaudara,”
terangnya.
Untuk Poso Kota Bersaudara, kasusnya berada
di keluarahan Kawua dan Lembomawo (Poso Kota Selatan), Lawanga dan Bonesompe
(Poso Kota Utara), Gebangrejo dan
Kayamanya (Poso Kota).
di keluarahan Kawua dan Lembomawo (Poso Kota Selatan), Lawanga dan Bonesompe
(Poso Kota Utara), Gebangrejo dan
Kayamanya (Poso Kota).
Meski kasusnya diakui meningkat menurut
Taufan, namun tidak ada korban meninggal
dalam kasus tersebut. “Terjadi peningkatan kasus dibanding waktu yang sama pada
tahun sebelumnya. Namun hingga kini belum masuk dalam kategori KLB (kejadian
luar biasa),” tandas mantan direktur RSUD Poso ini.
Taufan, namun tidak ada korban meninggal
dalam kasus tersebut. “Terjadi peningkatan kasus dibanding waktu yang sama pada
tahun sebelumnya. Namun hingga kini belum masuk dalam kategori KLB (kejadian
luar biasa),” tandas mantan direktur RSUD Poso ini.
Untuk mekenan kasus DBD di Poso, pihaknya
akan segera melakukan tindakan pencegahan dan penindakan berupa fogging
(pengasapan) di daerah-daerah rawan sarang nyamuk DBD yang selama ini menjadi
endemis DBD. Pengasapan awal akan di fokuskan pada desa/keluarahan yang sudah
terdapat kasus/korban DBDnya. “Fogging
akan diprioritaskan di sekitar permukiman warga dan sekolah yang rawan DBD dan
sudah ditemukan adanya kasus DBD,” ungkapnya.**
akan segera melakukan tindakan pencegahan dan penindakan berupa fogging
(pengasapan) di daerah-daerah rawan sarang nyamuk DBD yang selama ini menjadi
endemis DBD. Pengasapan awal akan di fokuskan pada desa/keluarahan yang sudah
terdapat kasus/korban DBDnya. “Fogging
akan diprioritaskan di sekitar permukiman warga dan sekolah yang rawan DBD dan
sudah ditemukan adanya kasus DBD,” ungkapnya.**