Sumber: Tirto.id
|
ini dilakukan setelah rapat antara Kementerian Perhubungan dan DPR RI Komisi V
di Senayan sore ini, Selasa (29/1/2019).
Persoalan ini muncul setelah banyak masyarakat mengeluh soal maskapai Lion Air
memberikan aturan baru yaitu bagasi berbayar. Meskipun banyak dikeluhkan,
kebijakan ini justru diikuti Maskapai Citilink yang mulai 8 Februari akan
menerapkan kebijakan serupa.
Adanya kebijakan untuk mengkaji ulang membuat Managing Director of Lion Air
Group Daniel Putut Kuncoro akan merombak strategi. Ia menerangkan, jika
kebijakan soal bagasi gratis dihilangkan. Maka Lion akan menyusun strategi
bisnis baru soal pemasukan maskapai.
“Kita akan lebih fleksibel sabagai pengusaha. Kalau itu menjadi fiks
(bagasi berbayar dilarang) kami akan buat strategi baru lagi untuk bisnis
proses supaya dapet yang sustain,” jelas dia usai rapat di Ruang Rapat
Komisi V DPR RI.
Ia menjelaskan, jika kebijakan tersebut diubah maka Lion Air akan mengikuti
kebijakan pemerintah. Meski ia belum tahu strategi baru apa yang akan
diterapkan jika bagasi berbayar dilarang.
“Kalau kita itu sudah menjadi kebijakan dan sudah menjadi peraturan ya
kita harus ikut dengan peraturan itu. Apa yang akan terjadinya kita belum tahu.
Apakah ini kebijakan yang akan menjadi satu peraturan tetap atau akan jadi
peraturan yang temporary,” ujar dia.
Ketika ditanya, jika pemerintah menghapus kebijakan bagasi berbayar, apakah
Lion Air akan memasukkan harga bagasi ke tiket, Putut mengaku pihaknya tidak
akan melakukam strategi tersebut.
“Nggak tentu kami akan pakai formula baru lagi. Nanti belum tentu seperti
itu,” jelas dia.
Ia menjelaskan, jika kebijakan ini tidak berubah maka pihaknya sudah memiliki
target. Diharapkan bagasi berbayar bisa menggenjot pendapatan diluar tarif
sebesar 10 persen.
“Ini baru jalan seminggu kita belum bisa mengumpulkan satu eksak angka dan
bilang berapa persen ini mendorong ke pendapatan kami. Kami tentunya akan
mengevaluasi dalam sebulan. Ini kan baru satu minggu. Tapi harapannaya bisa
lebih dari 10 persen,” kata dia.**