Cesar Poso & Palu Bergerak !

  • Whatsapp
banner 728x90

Cesar Poso &
Palu Bergerak !
 
Reportase: Ishaq Alhakim/Yohanes Clemens

FREKUENSI Kegempaan di sebagian wilayah Sulawesi Tengah
kemarin cukup intensif. Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Palu
mencatat ada 13 kali guncangan gempa dengan titik pusat di Poso, Sigi,
Donggala, Tolitoli dan Ampana.

Pada Minggu (24/3/2019) Gempa bermagnitudo 5,7
pada skala richter mengguncang Kabupaten Poso.
Pusat gempa berada di 53 kilometer barat daya
Kabupaten Poso di kedalaman 10 kilometer.

Lokasi gempa di 1.84 LS (Lintang Selatan) dan 120. 54 BT (Barat Timur). Gempa
tidak berpotensi tsunami, kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rilis
gempa yang dikeluarkan BMKG dalam situs resminya.


Gempa yang terjadi tempat jam 09.32 Wita itu
membuat warga Poso di empat kecamatan merasakan guncangan yang begitu dahsyat.

Dilaporkan, sejumlah bangunan rumah ibadah yang
ada di wilayah Pamona mengalami kerusakan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Poso Masdian Mentiri mengatakan pihaknya masih terus melakukan
pendataan.

Terkait jumlah kerusakan, data sementara yang
berhasil dihimpun sebanyak 28 rumah ibadah yakni, 1 rumah ibadah Pura umum dan
27 pura pribadi yang terletak di Desa Meko dan Toinasa Pamona Bersaudara.

Dikatakannya, pihaknya hingga saat ini melakukan
pendataan, sementara korban jiwa untuk saat ini masih nihil dan kerusakan
bangunan rumah di seputaran Kota Poso tidak ada.

Salah satu warga Tentena Andhika yang di hubungi
media ini mengatakan, bahwa ada satu gereja di desa Leboni rusak akibat gempa
berkekuatan dahsyat itu.

Saat gempa terjadi sekitar pukul 09.35 Wita di
Tentena, warga masih melakukan ibadah di gereja.

“Tiba tiba bumi berguncang membuat jamaat
berhamburan keluar gereja, sampai gempa mereda, ibadah dilanjutkan di luar
gereja,” katanya.

Kepanikan juga dialami pasien Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Poso. Para pasien berlari histeris keluar ruangan, namun saat ini
jumlah pasien sudah kembali ke ruangannya masing masing.

Sementara, 
Kepala BMKG Palu Stasiun Geofisika Cahyo Nugroho yang dikonfirmasi
terkait apakah frekuensi dan intensitas kegempaan yang terjadi, sifatnya
merekonstruksi patahan menuju titik stabil, atau masih terus bergerak menuju
puncak pelepasan energy, mengungkapkan pada dasarnya aktifitas di dalam bumi
itu dinamis, akibat dari dinamisnya tersebut, maka pelepasan energi yang
terjadi sangat bergantung dengan kekuatan struktur di atasnya.

“Untuk kasus kejadian gempabumi 5,7 di Poso merupakan
aktifivas release energi biasa, dan akan sangat menguntungkan bagi kita yang
tinggal di atasnya jika sebuah sesar cepat melepaskan release energinya, karena
energi yg dilepaskan tentunya tidak terlalu besar,” terang Cahyo Nugroho.

Jika aktifitas dinamis tersebut kemudian terkunci
dalam jangka waktu yang cukup lama, tentunya akan menyebabkan terkumpulnya
energi yang semakin besar yang mendesak untuk dilepaskan. Jika enegrgi yang
terkunci itu terelease, maka akan menimbulkan kejadian seperti 28 September
2018.

“Jadi kejadian tadi siang (kemarin-red) merupakan
aktivitas release energi biasa akibat aktivitas sesar Poso, bukan sesar Palu
Koro,” kata dia.

Tercatat ada 11 kali aktivitas gempa susulan di
Poso setelah gempa 5.7 dengan magnitude yang semakin rendah berkisar 3-4.

“Masih terus kami pantau, dari tadi siang sudah 11
gempa susulannya,” tukasnya.

Selain di Poso, BMKG juga mencatat aktivitas gempa
juga terjadi di Donggala pukul 11.30 Wita dengan magnitudo 3.1 SR, kemudian
pukul 15.46 Wita di Sigi 3.5 SR. Di Ampana pukul 19.01 Wita 4.4 SR dan di
Tolitoli 3.6 SR pada pukul 21.36 Wita.

Menanggapi intensitas gempa, pengamat kebencanaan
Dr Abdullah MT menyebut semua gempa kemarin secara umum ada di jalur sesar
Poso.

Sesar Palu-Koro menuju pemulihan, sedangkan sesar
Poso tidak jelas apakah menuju pecah atau menuju pulih. Namun  sejauh yang diketahui, aktivitas sesar Poso
selalu dibawah 6.0 magnitudo. Jarak aman tsunami dengan danau Poso harus selalu
dijaga . Dalam kisaran 1 km atau ketinggian di atas 15 meter.

“Yang jelas kita harus selalu waspada terhadap
setiap goncangan gempa. Posisi lemari, kompor apa saja yang sedang nyala,
perhatikan kualitas jaringan listrik di rumah,” pesannya.**

Berita terkait