Pasca Bencana, Investasi Sulteng Naik

  • Whatsapp
banner 728x90
Sumber/editor: Humpro Sulteng/Ikhsan Madjido

Enam bulan lalu, Sulawesi Tengah khususnya di Palu,
Sigi, Donggala dan Parigi Moutong mengalami bencana alam, akan tetapi hal
tersebut tidak menurunkan minat para calon investor menanamkan modalnya.

Hal ini bisa dilihat dari angka stock net
investasi saat ini yang berjumlah Rp53,020 trilyun lebih. Dari stock net
investasi tersebut Sulteng harus berupaya merealisasikan sejumlah Rp20,08
trilyun atau 37,87 persen pada tahun 2019 ini.

Gubernur H Longki Djanggola mengatakan
pascabencana 28 September Bappenas memprediksi pertumbuhan ekonomi Sulteng akan
menurun menjadi 1,75 persen, akan tetapi kenyataannya ekonomi semakin tumbuh
mencapai 6,30 persen sedikit melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi tahun 2017 yang mencapai 7,16 persen.

“Bencana alam tidak menurunkan minat para calon
investor menanamkan modalnya di Sulawesi Tengah. Hal ini bisa dilihat dari
angka stock net investasi saat ini yang berjumlah Rp53.020.770.200.000. Dari
stock net investasi tersebut, Sulteng berupaya merealisasikan sejumlah Rp20,08
trilyun atau 37,87 persen pada 2019 ini,” kata Gubernur H Longki Djanggola pada
pembukaan Forum Investasi Daerah Tahun 2019, Selasa (9/4), di Palu.

Menurut Longki hal ini membuktikan bahwa
perekonomian Sulteng masih berjalan dengan baik. Membaiknya pertumbuhan ekonomi
tidak terlepas dari berbagai aktivitas investasi.

Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu
daerah tujuan investasi yang banyak diminati para investor. Untuk itu harus
selalu berupaya untuk memberikan kenyamanan bagi investor yang menanamkan modal
di daerah ini.

“Daerah ini jadi salah satu primadona, tujuan
investasi yang menarik bagi para investor dalam maupun luar negeri,”
ungkap gubernur.

Forum ini, lanjut gubernur diharap jadi sarana
tukar pikiran antara investor dengan pemerintah maupun sebaliknya, terkait
permasalahan yang dihadapi.

“Kami inventarisir, kalau tidak ada tanggung
jawab di kami nanti dimediasi ke kementerian terkait,” ujarnya menyoal
permasalahan yang ada.

Agar terwujud, Gubernur Longki meminta para
investor menaati kewajiban-kewajiban yang sudah ditentukan dalam Peraturan
Kepala BKPM RI No. 7 Tahun 2018.

Dilain sisi, kepada perusahaan yang berinvestasi
juga diingatkan gubernur supaya tidak menang sendiri.
Dalam artian, jangan menghindari tanggung jawab
sosial baik dalam memelihara aset-aset pemerintah maupun partisipasi
memberdayakan masyarakat.

Ia contohkan banyak sekali melihat jalan daerah
yang jadi urat nadi ekonomi justru kondisinya memprihatinkan karena terlalu
sering dilalui truk-truk yang hilir mudik membawa muatan perusahaan dalam
volume sangat besar.

“Jangan hanya merusak tapi ngga mau
kontribusi (ikut) memperbaikinya,” tegasnya.
“Kalau mau fair, (ayo) Kita sama-sama tanggung
jawab,” tambahnya mengetuk kesadaran investor.

Pada kesempatan yang sama, dilaksanakan
penandatanganan MoU antara PT Pindad dengan PT Bangun Palu Sulteng dan
peluncuran Majalah Penanaman Modal.

Turut menghadiri forum, Direktur Wilayah 3 BKPM
Aris Indanarto, Wahyu Iriani dari Dewan Nasional KEK, para pimpinan badan usaha
dan pejabat teknis OPD.**

Berita terkait