Reporter: Dedi Rahmat
|
PEMILIHAN Umum serentak tahun 2019 ini
menurut pengamat Politik Sulteng sangat tidak tepat karena mematikan kualitas
Calon Anggota DPRD (Caleg) yang berkompetisi di perhelatan politik nasional.
menurut pengamat Politik Sulteng sangat tidak tepat karena mematikan kualitas
Calon Anggota DPRD (Caleg) yang berkompetisi di perhelatan politik nasional.
Darwis, salah satu pengamat politik
yang juga akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tadulako,
mengatakan dalam masa kampanye hingga hari pemilihan dan perhitungan suara yang
ramai di perbincangkan adalah Pemilihan presiden dan wakil presiden.
yang juga akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tadulako,
mengatakan dalam masa kampanye hingga hari pemilihan dan perhitungan suara yang
ramai di perbincangkan adalah Pemilihan presiden dan wakil presiden.
“Coba perhatikan masyarakat
ramai perbincangkan Capres-Cawapres seolah Pileg terabaikan. Bagaimana kita
meningkatkan kualitas DPR kita dengan model politik saat ini,” jelas
Darwis.
ramai perbincangkan Capres-Cawapres seolah Pileg terabaikan. Bagaimana kita
meningkatkan kualitas DPR kita dengan model politik saat ini,” jelas
Darwis.
Menurutnya, kontestasi politik
Legislatif dan Eksekutif seyokyanya harus di pisahkan agar kualitas gagasan
Legislatif dan Eksekutif itu dapat terlihat dan masyarakat mampu memilih siapa
yang akan mewakili suaranya di parlemen/DPRD.
Legislatif dan Eksekutif seyokyanya harus di pisahkan agar kualitas gagasan
Legislatif dan Eksekutif itu dapat terlihat dan masyarakat mampu memilih siapa
yang akan mewakili suaranya di parlemen/DPRD.
Lanjut Darwis, seharusnya pemilu
serentak ini di bagi 3 Tahap, (1) Pilpres, (2) Pemilihan Kepala Daerah, dan (3)
pemiliban Legislatif. Apabila ketiganya di satukan dalam pemilihan serentak
maka yang terjadi tumpang tindih kepentingan politik.
serentak ini di bagi 3 Tahap, (1) Pilpres, (2) Pemilihan Kepala Daerah, dan (3)
pemiliban Legislatif. Apabila ketiganya di satukan dalam pemilihan serentak
maka yang terjadi tumpang tindih kepentingan politik.
“Apabila pemilu serentak
Pilpres dan pilkada di lakukan, maka yang terjadi perpecahan di tingkat kualisi
parpol khususnya Pemilihan Bupati/walikota dan Gubernur. Karena masing-masi
parpol pendukung Capres akan berkampanye sesuai kepentingan Capresnya,” terangnya.
Pilpres dan pilkada di lakukan, maka yang terjadi perpecahan di tingkat kualisi
parpol khususnya Pemilihan Bupati/walikota dan Gubernur. Karena masing-masi
parpol pendukung Capres akan berkampanye sesuai kepentingan Capresnya,” terangnya.
Setiap daerah punya kultur politik
masing-masing terkhusus Partai politik, di Sulteng misalkan jika bicara soal
Pemilihan Bupat/Walikota dan Gunernur kualisi Parpolnya juga pasti
berbeda.
masing-masing terkhusus Partai politik, di Sulteng misalkan jika bicara soal
Pemilihan Bupat/Walikota dan Gunernur kualisi Parpolnya juga pasti
berbeda.
Olehnya pelaksanaan pemilu serentak
tersebut tentu akan terjadikan penurunan kualitas salah satu kontestasi
politik, bisa jadi Pileg, Bupati/Walikota, Gubernur dan juga Capres.***
tersebut tentu akan terjadikan penurunan kualitas salah satu kontestasi
politik, bisa jadi Pileg, Bupati/Walikota, Gubernur dan juga Capres.***