Dalam Rangka Dies Natalis, Untad Laksanakan Kuliah Umum

  • Whatsapp

Reporter: Yohanes Clemens


Universitas Tadulako (Untad), Selasa, 23 Juli 2019, mengadakan Kuliah Umum “Transformasi Televesi Republik Indonesia (TVRI)”. Kuliah umum dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis ke-38 Untad serta Pekan Akademik Untad tahun 2019.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dr Ir Sagaf MP, dalam kesempatan itu mengatakan, kegiatan Kuliah Umum yang dilaksanakan oleh Untad tersebut, dilakukan dalam rangka Dies Natalis ke-38 Untad, serta Pekan Akademik Untad tahun 2019. Olehnya Dr Sagaf, meminta kepada Direktur Untama TVRI selaku pemateri, untuk memberikan ilmu-ilmu terbaiknya bagi para mahasiswa di Untad yang hadir pada kegiatan kulia umum hari ini.

Ilmu-ilmu tersebut, kata Dr Sagaf, adalah yang berkaitan dengan pendidikan dan kepentingan-kepentingan lain terhadap pendidikan untuk mahasiswa, agar bisa disampaikan kepada kami bahkan termasuk pengalaman dan reputasi secara nasional.
Direktur TVRI Nasional Helmy Hahyaya
“Mereka bisa memberikan motivasi pada mahasiswa kami dari Universitas Tadulako. Olehnya, atas nama institusi Universitas Tadulako menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebanyak-banyaknya dan setinggi-tingginya, kepada Pak direktur TVRI yang telah berkenan bersama-sama kita, sekaligus membagi pengalaman dan ilmu, sekalian menyampaikan dengan transformasi TVRI Nasional pada kita sekalian,” pungkasnya.
Helmy Yahya M,PA, Ak( Direktur utama TVRI) memberikan Materi Transformasi Ditengah Disrupsi. Dimana, saat-saat ini daya persaingan semakin meningkat, pola pikir, kecepatan adalah hal yang paling diutamakan.
“Saat ini persaingan pikiran, persaingan kecepatan itu dirasakan, bahkan dibisnis saja orang lebih mudah menggunakan aplikasi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Helmy mengatakan, saat ini TVRI menyiguhkan sejumlah program yang kekinian. Selain itu, kata Dia, dalam waktu dekat TVRI secara ekslusif akan menayangkan Liga Ingris. Perkembangan teknologi saat ini harus diikuti dengan sumber daya manusia.
“Saya saat diminta jadi Direktur TVRI sangat berat. Saat itu TVRI diurutan 15 atau 16 dari 16 stasiun televisi yang ada. Selain itu TVRI juga mendapat opini Disclaimer atas pengelolaan dari BPK. Karyawan hampir 5.000 dengan anggaran Tfk nyampai Rp1 triliun,” pungkasnya.

Berita terkait