Proyek 1000 Sapi Di Napu Gagal?

  • Whatsapp
Ilustasi Peternakan Sapi/kp.co

PROYEK 1000 Sapi di padang penggembalaan Dataran Napu Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah yang digagas Gubernur Longki Djangola terancam gagal. Pasalnya, sejak 2018 lalu tender pengadaan bibit sapi untuk program ini gagal.

Adalah Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros Sulawesi Selatan dipercaya untuk pengadaan bibit sapi yang direncanakan sebanyak 1000 sapi. Bibit sapi itu akan disebar di lokasi penggembalaan dataran Napu Kabupaten Poso tepatnya di Desa Watutau dan Alipu Lembah Napu. Tehnik penggembalaannya lewat kelompok masyarakat.

BBVet Maros, salah satu dari delapan UPT di bawah Ditjen PKH yang mempunyai tugas melaksanakan pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan, serta pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa, dan pengujian veteriner berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 54/Permentan/OT.140/5/2013.

Rencananya, Sulteng akan mendapat jatah bibit sapi dari jenis Sapi Australian Commercial Cross (ACC) berupa sapi jenis Brahman Cross, bantuan tersebut mengucur lewat Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang direncanakan akan diternakkan di Desa Alitupu,cuma kala itu terkendala RTRW Kabupaten Poso,maka dibangunlah lokasi penggembalaan di Desa Watutau Kecamatan Lore Piore.

Seharusnya, bantuan sapi paling lambat awal 2018 sudah tiba. Tetapi hingga pertengahan 2019 belum terealisasi. Dilansir portalsulawesi.com menyebut bahwa proyek pengadaan sapi yang dilelang di Kementerian Peternakan melalui Balai Besar Veteriner Maros (BBVet Maros) gagal tender.

Gagalnya tender itu dibenarkan Kepala Seksi Produksi dan Pembibitan Dinas Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah, Ir Mura M.si. Menurutnya, kegagalan pemenuhan kuota 1000 sapi untuk padang penggembalaan di Desa Watutau akibat gagal tendernya di UPT BBVet Maros Sulawesi Selatan.

“Kami hanya bisa pasrah ketika proyek pengadaan seribu sapi tersebut gagal tender, padahal lokasi penggembalaan sudah dibangun pemerintah, ” ungkapnya.

Lokasi padang penggembalaan Desa Watutau Kecamatan Lore Piore dibangun di areal sekitar 800 Ha, sejumlah fasilitas telah dibangun di antaranya Gudang Pakan, Shelter, pagar pembatas serta penanaman rumput Gajah sebagai pakan ternak.

Fasilitas yang dibangun tersebut kini belum dapat dinikmati alias mubazir karena hanya diisi 10 ekor sapi warga yang didapatkan dari bantuan ternak tahun 2018 yang bersumber dari APBD Sulteng. Bahkan, proyek penanaman pakan ternak berupa Rumput Gajah (brachiaria decumbens) di beberapa tempat tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan, sebagian besar tanaman tersebut mati.

Padahal, proyek penanaman rumput gajah tersebut menelan anggaran Rp.172.800.000 dari Pos APBD I tahun 2018, proyek ini dalam perencanaan kala itu adalah penanaman rumput gajah di 86.000 polyback dengan luasan tanam kurang lebih dua hektar.

Gagalnya Proyek 1000 Sapi 2018 di Dataran Napu sangat berdampak terhadap rencana pemerintah pusat jangka panjang yakni program Nasional swasembada daging tahun 2045. Bahkan program Gubernur Longki Djanggola tentang program Sulteng 1000 Sapi Tahun 2021 bakal tak terpenuhi.

Program bantuan sapi hibah di 79 kelompok peternak dengan jumlah 785 ekor sapi di 13 kabupaten/kota di Sulteng 2018 belum menjamin program 1000 Sapi tahun 2021 berhasil. Masih ditemukan kelompok yang mengomersilkan bantuan sapi usai dihibahkan ķepada kelompok peternak penerima bantuan ternak.

“Kami selaku pemerintah tidak bisa berbuat banyak ketika masyarakat penerima bantuan hibah sapi menjual bantuan tersebut, kami hanya bisa menghimbau agar dipelihara ternaknya, jangan dijual,’’ kata Mura.

Seperti diketahui, rencana lokasi peternakan sapi di Desa Alitupu, Lembah Napu, Kabupaten Poso sudah digembar-gemborkan Pemprov Sulteng melalui Disbunak sejak 2017 lalu. Bahkan Gubernur Longki telah meninjau langsung padang sabana di Desa Alitupu pada 26 November 2017 silam, saat itu Longki didampingi Kepala Disbunak Nahyun Biantong yang kini telah purnabakti.**

Sumber/editor: Portalsulawesi.com/andono wibisono

Berita terkait