Kelompok tani tambak Desa Solonsa, Kecamatan Wita Ponda, melakukan pemalangan jalan di areal Jetty PT Bumanik, Kamis (24/10/2019).
Pemalangan jalan yang menggunakan sepeda motor dipimpin oleh Yusri dan Wati serta 25 massa itu merupakan aksi spontanitas masyarakat kelompok tani tambak yang mengalami penurunan produktifitas tambak akibat dari kegiatan penambangan.
Pimpinan aksi, Wati menyampaikan bahwa air mereka menjadi berwarna merah dan bercampur lumpur, ini dapat dibuktikan ketika panen rumput laut terdapat lumpur yang menjadikan kualitas produksi rumput laut menurun 30% hingga 50%.
“Pertumbuhan budidaya rumput laut menjadi terganggu akibat tidak lagi mendapat pasokan air tawar yang cukup dan bersih, ada bukti warna rumput menjadi pucat dan kotor, dan waktu panen antara 22 sampai 28 hari menjadi lebih lama” ungkapnya.
Wati menambahkan, hasil produksi per hektar pada tahun-tahun sebelumnya mencapai 2-3 Ton, akan tetapi saat ini hanya mencapai 1 hingga 1,5 Ton per hektarnya.
“Lokasi tambak kelompok tani tambak MATA PUTEH, ONE TOLAWA, CAKRAWALA Solonsa, terletak di antara Jetty PT BUMANIK, PT. IMIP dan PT. ALASKA DWIPA PERDANA” jelasnya.
Tuntutan dalam aksi itu adalah meminta solusi permasalahan petani tambak, karena hasil produksi menurun akibat aktivitas pihak perusahaan.
Aksi langsung mendapatkan tanggapan dari Kapolres Morowali Utara, AKBP Bagus Setiawan dengan menemui masyarakat dan memediasi melakukan perundingan dengan management PT Bumanik.
Dalam pertemuan tersebut, Kapolres meminta waktu 2 hari untuk berkomunikasi dengan Bupati Morowali guna menyelesaikan masalah yang dituntut oleh masyarakat.
“Pemalangan adalah kegiatan yang melanggar hukum (pidana), saya akan mencari solusi terbaik, bukan dengan pemalangan tetapi diskusi atau dialog” ujarnya.
Sementara, Kepala Desa Solonsa, Sadam menyetujui jika permasalahan tersebut dibawa ke Bupati Morowali.
“Saya yakin Bupati Morowali mempunyai solusi terbaik untuk masyarakat dan pihak perusahaan, kita serahkan saja kepada mereka untuk menyelesaikannya” tandasnya.
Usai pertemuan, palang kembali dibuka dan massa pun membubarkan diri dengan tertib sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. ***
Reporter: Bambang Sumantri